ChanelMuslim.com- Pakar semiotika (simbol, komunikasi), Dr Acep Iwan Saidi, menilai bahwa kehadiran Presiden Jokowi di acara Doa Bersama di Monas bersama jutaan umat Islam menunjukkan watak aslinya yang sebenarnya.
Hal itu disampaikan Acep saat acara diskusi dengan Tv One, Jumat malam (2/12). Menurutnya, apa yang diperlihatkan Jokowi di acara itu menunjukkan watak asli Jokowi yang sebenarnya. Mulai dari memegang payung sendiri, naik ke panggung yang di luar rencana protokoler istana, dan menyampaikan sambutan dengan semangat.
Pakar semiotika dari Institut Teknologi Bandung ini membandingkan saat Jokowi berbicara di Istana mengomentari aksi 4 November dengan sambutan saat di acara 2 Desember.
“Cara penyampaiannya begitu berbeda. Di acara Monas ini, Pak Jokowi begitu lancar, lugas, dan apa adanya. Inilah karakter Jokowi yang sebenarnya,” ucap pakar semiotika ini.
Acep juga menambahkan bahwa bahasa verbal dan non verbal Jokowi di Monas memperlihatkan bahwa ia tidak dalam tekanan. Bebas, lepas.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh juru bicara kepresidenan, Johan Budi, di acara yang sama. Mantan juru bicara KPK ini menyampaikan bahwa ketika di acara aksi 4 November pun sebenarnya presiden ingin menemui peserta aksi. Tapi, dilarang oleh pihak keamanan.
Bahkan, masih menurut Johan Budi, ketika Presiden Jokowi sedang melangkah menuju pagar istana untuk bergabung dengan peserta aksi jumatan tadi, langkahnya sempat terhenti karena adanya “nasihat” dari para stafnya.
Antara lain, “Sepertinya, hal ini tidak memungkinkan, Pak. Hujannya deras, dan lain-lain.” Namun, hal tersebut dijawab Jokowi dengan ringan, “Masak sama hujan saja takut!”
Pertanyaannya, benarkah apa yang disinyalir Acep Iwan Saidi tadi bahwa selama ini ada tekanan terhadap Jokowi dalam menyikapi aksi Bela Islam ini? Mungkin, momen-momen selanjutnya yang bisa menjawab. (mh/foto: tribunnews)