Chanelmuslim.com-Industri perfilman Indonesia kini melesat dan hadir dengan banyak alternatif genre film. Namun kenyataannya, masyarakat lebih senang untuk mengonsumsi film-film yang mengobral “dada” dan “paha”, dibanding bercerita mengenai agama.
Siapa yang saat ini tidak kenal dengan Film Maker Muslim, sebuah komunitas rumah produksi yang terkenal melalui Youtube dengan film-film pendek yang bernuansa Islami. Film Maker Muslim atau yang biasa disingkat dengan FMM hadir di tengah-tengah persaingan global industri perfilman. Tema-tema yang diangkat dalam setiap cerita pendek FMM merupakan tema yang dekat dengan penonton dan bernuansa Islam.
“FMM ini dibentuk sebagai media kami dalam berkarya dan berseni melalui film. Tak luput pula sebagai ladang kami dalam menyebar kebaikan dan syiar Islami,” tutur Ghifari, penulis skenario, saat menghadiri acara Serasi Formasi 2016 di FIB UI, Jumat (2/12).
Ia mengaku bahwa kesulitan terbesar baginya dalam mengembangkan FMM ialah selera masyarakat terhadap film.
Masyarakat lebih senang untuk mengonsumsi film-film yang mengobral “dada” dan “paha”, dibanding bercerita mengenai agama.
Tanpa disadari, film mempunyai pengaruh besar dalam membentuk pola pikir dan karakter penontonnya.
Sebagai penonton, kita perlu kritis dan tidak menerima begitu saja setiap tontonan yang disuguhkan. Akan tetapi, kita harus selektif dan kritis ketika mendapatkan suatu tontonan.
“Tontonan yang baik adalah sebuah tayangan film yang tidak hanya sekadar tontonan, tetapi pula dapat menjadi tuntunan (bagi penonton),” tutur Hidayatur Rahmi, salah satu pemain FMM, yang hadir pula dalam acara Serasi Formasi 2016 di FIB UI.
Rahmi berharap bahwa FMM dapat menjadi komunitas PH yang tidak hanya memberikan tontonan, tetapi juga dapat menuntun penonton ke dalam kebaikan.
Perlu sebuah gagasan inspiratif dan bermutu bagi para pembuat film dalam mengembangkan perfilman Indonesia.(ris/ind)