YONIH binti Saman (62 tahun) meninggal dunia, Senin (3/2). Sebelumnya, penjual nasi uduk ini mondar-mandir membawa dua tabung gas ‘melon’ ke pangkalan elpiji.
Sebelum azan Subuh berkumandang, Mpok Yonih sudah mesti siap dengan dagangan nasi uduknya. Bukan cuma nasi uduk, warga Pamulang Barat, Tangerang Selatan, ini juga menjual gorengan, lontong, dan kopi.
Senin pagi itu, ia mendengar kabar kalau pangkalan elpiji di jalan Beringin dekat rumahnya sudah ada stok gas ‘melon’. “Baru turun, tuh, Mpok!” seperti itu kira-kira info yang ia dapatkan dari para tetangga.
Sudah lama Mpok Yonih dagang. Dari Pak Rw dan Pak Rt, hampir semua tetangga sekitar situ sudah biasa berlangganan nasi uduk dagangan Mpok Yonih. Asli Betawi Pamulang.
Khawatir kehabisan gas, Mpok Yonih langsung berangkat ke pangkalan elpiji. Jaraknya sekitar 300 meter. Jarak yang lumayan buat nenek dengan dua tabung gas 3 kilo di tangan kanan dan kirinya.
Sekitar jam 10 pagi ia berangkat dengan membawa dua tabung gas ‘melon’ kosong. Seorang tetangga berpapasan dengan Mpok Yonih, “Mau ke pangkalan gas, Mpok?”
“Iya, takut kehabisan,” jawab Mpok Yonih. Saat itu, sang tetangga melihat pedagang nasi uduk itu masih segar bugar.
Beberapa waktu kemudian, sang tetangga berpapasan lagi dengan Mpok Yonih yang sudah balik dari pangkalan elpiji. “Sudah dapat gasnya, Mpok?” tanya sang tetangga.
“Belum. Disuruh bawa KTP,” jawab Mpok Yonih yang balik lagi ke rumah untuk mengambil KTP. Sesaat kemudian, ia pun balik lagi ke pangkalan untuk antre.
Setelah berhasil mendapatkan dua tabung gas ‘melon’, Mpok Yonih berjalan agak terhuyung. Ia tampak sangat kelelahan.
Ia pun berhenti sejenak di sebuah outlet laundry, tak jauh dari pangkalan elpiji. Dan, ia pun terduduk lemas.
Para tetangga yang melihat keadaan Mpok Yonih segera mengabarkan ke menantu Mpok Yonih. Dengan sigap, menantu dan tetangga membopong Mpok Yonih pulang ke rumah.
Setibanya di rumah, ibu berkerudung ini langsung terbaring lemas. Tiba-tiba, ia mengucapkan, “Allahu Akbar…Allahu Akbar!” Setelah itu, terdiam.
Tetangga dan kerabat di dekatnya melihat ke wajah Mpok Yonih. Ia tampak tak sadarkan diri.
Seorang tetangga memberikan minum, tapi Mpok Yonih tak bereaksi. Begitu pun ketika diajak bicara.
Karena khawatir terjadi apa-apa dengan Mpok Yonih, kerabat dan tetangga membawa Mpok Yonih ke rumah sakit terdekat.
Setelah diperiksa dokter di rumah sakit, pada sekitar jam 12.30, dokter mengatakan kalau Mpok Yonih sudah meninggal dunia.
Sebuah potret perjuangan rakyat kecil demi mendapatkan penghasilan sekadarnya. (Sumber: Tribunnews.com) [Mh]