Chanelmuslim.com-Imunisasi atau vaksinasi pada bayi sering menimbulkan efek samping, seperti demam dan panas pada bayi. Bagaimana cara penanganannya?
Vaksinasi merupakan cara yang sangat ampuh dalam menjaga beberapa jenis penyakit. Dengan pemberian vaksinasi melalui suntikan ataupun oral dapat menyelamatkan banyak generasi dari serangan penyakit yang membahayakan dengan meningkatkan daya tahan tubuh yang semakin kuat.
Bayi yang belum bisa menerima perubahan lingkungan dikhawatirkan akan mudah terserang penyakit, melalui imunisasi, tingkat bahaya yang akan mengancam bayi bisa diperkecil dibandingkan dengan bayi yang tidak mengalami imunisasi.
Imunisasi wajib yang dilakukan selama perkembangan bayi adalah imunisasi BCG yang tidak mengakibatkan perubahan berarti pasca penyuntikan. Imunisasi Hepatitis B akan diberikan sebanyak 3 kali dengan keluhan yang muncul nyeri dan demam ringan, meskipun keluhan ini berbeda dengan bayi lainnya. Imunisasi Polio untuk mencegah penyakit polio jarang menimbulkan efek samping. Imunisasi campak untuk penyakit campak tidak akan memberikan efek samping bagi sebagian bayi, adapun yang mungkin timbul adalah reaksi demam atau diare.
Selanjutnya adalah imunisasi DPT yang memberikan efek samping dalam kurang nafsu makan, nyeri di area bekas suntikan, muntah dan demam.
Manfaat imunisasi memang tidak dapat diragukan lagi, akan tetapi beberapa di antara Anda khawatir ketika setelah imunisasi, bayi anda mengalami peningkatan suhu badannya. Apa yang harus dilakukan?
Anda tidak perlu panik, pada beberapa imunisasi termasuk pemberian vaksin DPT (difteri, pertusis, dan tetanus) mengakibatkan perubahan suhu badan pada bayi anda. Bayi Anda akan mengalami kesulitan tidur, lebih mudah menangis dan gelisah ini bukan karena vaksin yang tidak cocok melainkan karena perubahan suhu badan yang membuat bayi Anda tidak nyaman. Bahkan berhasil atau tidaknya imunisasi bisa dilihat pasca imunisasi dengan ditandai perubahan suhu badan yang meningkat, panas atau bengkak di sekitar area suntikan.
Pemberian vaksin yang mengalami peningkatan suhu tubuh sering kali membuat Anda panik, serba salah bahkan ikut menangis tak tega dengan kondisi bayi. Walaupun sebelumnya Anda akan diberi tahu pasca imunisasi perubahan yang dialami oleh bayi, Anda dapat meminta obat penurun panas untuk antisipasi peningkatan panas sewaktu-waktu. Namun, bayi yang suhu panasnya mencapai 38 derajat celcius tidak membutuhkan obat penurun panas.
Berikut adalah cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi suhu badan yang tinggi pada bayi Anda pasca imunisasi.
1. Memberikan ASI sesering mungkin. Kandungan ASI memiliki zat yang dapat mengurangi peningkatan suhu badan.
2. Mendekap bayi. Dengan dekapan, Anda dapat meningkatkan zat antinyeri sehingga menurunkan rasa sakitnya.
3. Jangan menggunakan bedong atau selimbut tebal, gunakan baju yang mudah menyerap keringat.
4. Kompres menggunakan air hangat sehingga menurunkan resiko kejang-kejang ketimbang menggunakan air dingin.
5. Memberikan kompresan air hangat untuk mengurangi pembengkakan pasca suntikan. Kebanyakan bayi merasa nyeri ketika bekas suntikan tersentuh sehingga membuat tidak nyaman.
6. Berikan pijatan halus agar bayi merasa nyaman.
7. Gunakan selalu alat pengukur panas (termometer) untuk melihat perkembangan peningkatan atau penurunan suhu tubuhnya.
8. Pada umumnya, kenaikan suhu badan bayi akan meningkat berkisar 38- 40 derajat celcius. Namun, panas badan akan menurun dengan sendirinya dalam waktu 1-2 hari. Ketika bayi mengalami panas melebihi 38 derajat celcius dapat diberikan obat penurun panas yang sesuai dengan anjuran dokter. Bila tidak kunjung turun dan mempunyai riwayat kejang maka dapat berkonsultasi dengan dokter untuk diberikan penanganannya.(ind/bidanku)