MASJID adalah rumah Allah (Baitullah), tempat mulia yang wajib dihormati dan dimuliakan.
Ketua Umum IKADI/Ikatan Dai Indonesia K.H. Dr. Ahmad Kusyairi Suhail, M.A. menjelaskan bahwa membangun dan memakmurkan masjid merupakan barometer keimanan seseorang.
Masjid merupakan tempat untuk beribadah dengan segala bentuk ibadah, seperti shalat, majelis ilmu, tempat dzikir dan berdoa kepada Allah serta pusat sentra kegiatan kaum muslimin.
“Sehingga membangun dan memakmurkan masjid merupakan barometer keimanan seseorang,” kata Kusyairi yang juga Dosen Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa (8/8/2023).
Pimpinan PonPes YAPIDH Bekasi itu juga menambahkan penjelasan sebagaimana firman Allah Ta’ala:
*إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا ٱللَّهَ ۖ فَعَسَىٰٓ أُو۟لَٰٓئِكَ أَن يَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُهْتَدِينَ*
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS At Taubah: 18).
Tentu saja, yang dimaksud dengan memakmurkan masjid, jelas Ustaz Kusyairi, di dalam ayat ini, adalah dengan beragam kegiatan yang bernilai ibadah dan membawa kebaikan umat dan masyarakat.
“Bukan dengan kegiatan yang menimbulkan fitnah, onar, hoax, kebencian dan hal-hal negatif lainnya,” tambahnya.
Karena itu, menurut dia, apabila tindakan represif di area sebuah masjid di Sumatera Barat tersebut benar, maka sebaiknya masing-masing pihak berbesar hati untuk segera memohon maaf.
“Sebab, boleh jadi ada kesalahan dari kedua belah pihak dengan porsinya masing-masing sambil terus diteliti dan didudukkan perkaranya secara benar,” lanjutnya.
Kusyairi pun berharap, hal ini tidak terjadi lagi.
“Karena, masjid adalah rumah Allah dan tempat ibadah yang harus dimuliakan dan dihormati,” tuturnya.
Masjid adalah Tempat Mulia, Mari Hormati Kemuliaannya
Kemudian adab pergi dan masuk masjid, telah banyak disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, di antaranya:
1. Disunnahkan seseorang pergi ke masjid dalam keadaan berwudhu dari rumah karena hal ini dapat menjadikan satu langkah kakinya dapat menghapus kesalahan atau dosa, dan satu langkah kaki lainnya meninggikan derajata sebagaimana dalam hadits riwayat Muslim, no. 666.
2. Menjauhkan diri dari bau-bau yang tidak enak pada mulut dan badan sehingga mengganggu kekhusyu’an orang atau jamaah yang ada di dalam masjid. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang makan tanaman ini – yaitu bawang-, maka janganlah dia mendekati masjid kami,” (HR Bukhari, no. 853 dan Muslim, no. 561).
3. Disunnahkan memperbagus diri dan memakai wangi-wangian bagi orang laki-laki (Lihat QS Al A’raf: 31 dan HR Muslim, no. 91).
4. Berangkat ke masjid dengan tenang dan tidak terburu-buru (HR Bukhari, no. 636 dan Muslim, no. 602)
5. Memasuki masjid dengan kaki kanan dan membaca doa:
*بسم الله والسلام على رسول الله*
*اللهم اغفر لي ذنوبي وافتح لي أبواب رحمتك*
“Dengan menyebut nama Allah dan salam atas Rasulullah. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukalah untukku pintu-pintu rahmat-Mu”. (HR Tirmidzi, no. 314 dan Ibnu Majah, no. 771 dan dishahihkan oleh Syekh Albani).
6. Melaksanakan shalat sunnat Tahiyyatul Masjid dua rokaat (HR Bukhari, no. 444, dan Muslim, no. 714).
7. Mengisi keberadaannya di dalam masjid dengan beragam ibadah dan kebaikan, bukan dengan keburukan dan hal-hal negatif lainnya
8. Ketika keluar masjid, mendahulukan kaki kiri dan membaca doa keluar masjid:
*بسم الله والسلام على رسول الله*
*اللهم اغفر لي ذنوبي وافتح لي أبواب فضلك*
“Dengan menyebut nama Allah dan salam atas Rasulullah. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukalah untukku pintu-pintu karunia-Mu”. (HR Tirmidzi, no. 314 dan Ibnu Majah, no. 771 dan dishahihkan oleh Syekh Albani).
Inilah sebagian adab pergi dan masuk masjid, semoga Allah jadikan kita dan anak cucu keturunan kita semua Ahlul Masajid, ahli masjid sehingga mendapatkan tempat terhormat, VVIP, di sisi Allah di akhirat nanti sebagaimana disampaikan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam hadis shahih (HR Bukhari, no 1423, dan Muslim, no. 1031). Amin.[ind]