ChanelMuslim.com – Restoran dan tempat-tempat umum lain di Prancis dilarang menawarkan minuman bergula tak terbatas sebagai upaya mengurangi obesitas.
Dengan larangan itu maka sekarang menjual minuman ringan tak terbatas dengan patokan harga tertentu atau menawarkan minuman ringan tak terbatas secara cuma-cuma dinyatakan ilegal.
Undang-undang baru ini ditujukan untuk minuman ringan, termasuk minuman terkait akvitas olah raga yang mengandung gula tambahan atau pemanis.
Adapun tempat-tempat yang dikenai larangan menyediakan minuman ringan tanpa batas meliputi seluruh tempat makan, mulai dari jaringan cepat saji hingga kantin sekolah.
Disebutkan tujuan larangan ini adalah untuk “membatasi risiko obesitas, kelebihan berat badan dan diabetes, khususnya di kalangan generasi muda” sesuai dengan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Sebelum larangan penjualan minuman bergula tak terbatas ini dikeluarkan, Prancis sebenarnya telah memberlakukan pajak minuman ringan dan melarang mesin-mesin penjual otomatis minuman ringan di sekolah.
Survei Eurostat yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan obesitas orang dewasa di Prancis mencapai 15,3%, sedikit di bawah rata-rata Uni Eropa dengan angka 15,9%. Secara umum orang Prancis lebih ramping dibandingkan Inggris (20,1%) tetapi lebih gemuk dibandingkan orang Italia (10,7%).
Meskipun jumlah warga yang kelebihan berat badan atau yang mengalami obesitas do Prancis masih berada di bawah rata-rata Uni Eropa, jumlah mereka meningkat.
“Dispenser soda” swalayan telah lama mengisi restoran-restoran keluarga dan kafe di sejumlah negara.
WHO sudah mengeluarkan rekomendasi agar otoritas masing-masing negara mengenakan pajak minuman manis karena minuman itu dapat menyebabkan obesitas dan diabetes.
Langkah Meksiko menerapkan pajak 10% untuk minuman bersoda mampu menekan konsumsi 6% pada tahun pertama saja. Di negara itu minuman cola biasanya digunakan untuk memasak daging.
Namun upaya New York, Amerika Serikat, untuk melarang minuman bergula dalam gelar “super besar” digagalkan oleh pengadilan pada 2013.[af/bbc]