KOALISI Perempuan Indonesia Peduli Al-Aqsha (KPIPA) hari ini meluncurkan Perempuan Seni Indonesia untuk Palestina (Puspa) sebagai wadah bagi para perempuan pembela Palestina yang bergerak di bidang seni. Ketua KPIPA, Nurjanah Hulwani, melantik para pengurus Puspa di Gedung Meet Her Integrated Facilities, Jakarta pada Sabtu (25/10).
Ketua Puspa yang dilantik, Sri Vira Chandra, mengatakan bahwa Puspa adalah sebuah komunitas yang mendukung hak-hak perempuan dan anak Palestina serta mempromosikan seni sebagai dukungan dan pembelaan terhadap Al-Quds dan Palestina.
“Kami percaya bahwa seni dapat menjadi alat yang kuat untuk mengungkapkan perasaan dan pengalaman bangsa Palestina, khususnya perempuan dan anak-anak dalam menghadapi penjajahan dan kekerasan. Jika Anda perempuan warga negara Indonesia yang berprofesi atau memiliki hobi seni, mari bergabung membela Palestina,” ajaknya.
Sementara itu, Ketua KPIPA, Nurjanah Hulwani menyebut jika pendirian Puspa menunjukkan bahwa KPIPA tak pernah berhenti untuk bergerak bela Palestina.
“Perjuangan bela Palestina sangat panjang, tidak berhenti di usia biologis atau sebagai pengurus organisasi. Kita harus membuat gelombang kekuatan dengan menghimpun perempuan Indonesia untuk bersama membela Palestina. Ini bukan panggung pribadi, tetapi kerjasama dan kolaborasi,” tuturnya.
Nurjanah mengingatkan bahwa bela Palestina tidak cukup dengan air mata, tetapi dengan kerja yang terus menerus. Ada yang melakukan edukasi, memberi bantuan kemanusiaan, bergerak di bidang seni, medis, dan sebagainya.
Senada dengan itu, ketua panitia peluncuran Puspa, Lissa Malike, menjelaskan bahwa Puspa merupakan koalisi ketiga yang diresmikan KPIPA. Sebelumnya telah terbentuk Koalisi Daiyah dan Koalisi Perempuan Muda Indonesia untuk Palestina.
“Hari ini KPIPA menghadirkan para pekerja seni sebagai wujud realisasi perjuangan kemerdekaan Palestina. Selamat kepada Puspa yang dipimpin ibu Sri Vira Chandra yang akan membawa para pencinta seni dan budaya di negeri ini berkiprah lebih banyak lagi demi sampainya perjuangan perempuan untuk pembebasan Palestina ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia,” ucapnya.
Peresmian Puspa dimeriahkan dengan pembacaan puisi oleh kak Dinda serta penampilan anak bershalawat oleh Iffi, Yui, dan Selma yang berusia tak lebih dari tujuh tahun. Di luar dan di dalam ruangan acara juga ada pameran karya seni bertema Palestina.
Tak kalah mengundang antusiasme, sesi talkshow menghadirkan Ketua Puspa dan para seniman perempuan Indonesia yang aktif membela Palestina. Talkshow yang dimoderatori oleh Elsa Masyita menampilkan Narasumber Anisa Theresia dan Emeralda Noor (kak Dinda).
Sri Vira memberi tips untuk terus menjaga semangat membela Palestina. “Pertama, terus melakukan edukasi terhadap diri. Kedua, terkoneksi dengan orang-orang yang berjuang. Terakhir, terus tingkatkan pemahaman tentang Palestina,” katanya.
Selanjutnya, There menuturkan bahwa memperjuangkan Baitul Maqdis bisa dimulai dari hal sederhana seperti bersalawat. “Salawat membuat kita tersambung dengan semangat Rasulullah. Belajar dari sejarah di zaman khalifah Utsmaniyah ada tim khusus yang memberi semangat kepada mereka yang pergi berjuang. Jangan remehkan kekuatan frekuensi kebaikan,” jelasnya.
Di akhir talkshow, Dinda menyampaikan bahwa seni adalah jembatan untuk menarik orang sebelum mengajak mereka menimba ilmu. “Emosinya harus ditarik dulu sehingga terpancing untuk terus bergerak lebih lanjut,” pungkasnya. [Mh/KPIPA]




