HATI adalah raja. Apa kabarmu, duhai hati? Ustaz Aan Chandra Thalib pada tahun 2015 menyadur tulisan Ibnul Qoyyim berikut ini.
Sahabat, pernahkah terlintas dalam benak kita sebuah tanya, “Bila nanti ajal menjemput, dengan hati apa kita akan menemui Allah?”
Seringkali kita bertemu dengan saudara, kerabat atau teman dekat, pertanyaan mereka selalu sama.
Bagaimana kabar kesehatan Anda?
Bagaimana kabar keluarga Anda?
Bagaimana kabar pekerjaan Anda?
Sangat jarang atau bahkan tak pernah kita mendengar mereka bertanya, “Bagaimana kondisi hati Anda?”
Bagi sebagian orang pertanyaan ini bahkan terasa aneh. Tapi, bagaimanapun juga kita perlu bertanya, paling tidak terhadap diri kita sendiri.
Baca Juga: Pentingnya Kebersihan Hati Bagi Penuntut Ilmu
Hati adalah Raja
Abu Hurairah radiallahu anhu berkata:
“Hati adalah raja, sedangkan anggota tubuh adalah tentara. Jika raja itu baik, niscaya baik pula tentaranya. Jika raja itu buruk, maka akan buruk pula tentaranya”.
Iya, segumpal darah yang bernama hati itu harus selalu terjaga, karena dengan hati kita mengenal Allah.
Dengan hati, kita mendekat kepada-Nya. Dengan hati, kita menyusuri jalan menuju-Nya dan dengan hati pula kita akan kembali menemui-Nya.
Allah azza wajalla berfirman:
يَوْمَ لا يَنْفَعُ مَالٌ وَلا بَنُونَ إِلا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tiada lagi berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (Asy-Syu’ara’: 88-89).
Lalu di manakah hati yang bersih itu?
Ibnul Qayyim Al Jauziyah mengatakan:
“Carilah (kedamaian) hatimu di tiga tempat, saat mendengarkan Al-Qur’an, saat menghadiri majelis ilmu, atau saat bersepi sendiri (dalam Ibadah).
Jika engkau tidak mendapatkannya, maka memohonlah kepada Allah agar Dia memberimu hati yang lain. Karena (pada hakekatnya) engkau tak lagi memiliki hati.”
(Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah dalam kitab Fawaaid: 1/149)
Semoga kita kembali kepada Allah dengan hati yang suci lagi bersih.[ind]