SEKOLAH Pemikiran Islam (SPI) Jakarta mengundang Adi Zulfikar, salah satu pendiri Sirah.Institute, komunitas Sirah Nabawiyah untuk merekonstruksi ulang makna Jahiliyah dalam kuliah “Masyarakat Jahiliyah” pada Rabu Malam (02/10) di Aula Imam al-Ghazali, Institut for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS).
Pembahasan dimulai dengan memahami konsep jahiliyah sebagai suatu kondisi dan tidak terikat zaman, sehingga bisa terjadi kapan pun.
“Jahiliyah itu pada dasarnya melingkupi seluruh kondisi manusia di seluruh dunia sebelum Islam. Ada masa dunia itu berada dalam abad kegelapan karena belum ada risalah. Dan pada dasarnya orang-orang jahiliyah itu cerdas, tetapi kecerdasannya tidak digunakan untuk memahami kebenaran yang seharusnya,” Jelas Adi Zulfikar.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Lebih lanjut, Alumni SPI Angkatan pertama itu menekankan pentingnya memahami jahiliyah dengan mengutip perkataan Umar Ibn al-Khaththab, “Jejaring kekuatan islam akan terurai satu persatu jika ada generasi Islam yang tumbuh tanpa mengenal jahiliyah.“
Adi kemudian menyebutkan keruntuhan Islam di Andalusia setelah berjaya hampir 8 abad lamanya sebagai salah satu contoh.
Adi juga menjelaskan bahwa memahami persoalan jahiliyah adalah salah satu kunci terpenting untuk memahami perubahan masyarakat dan kelahiran peradaban islam.
Konsep Jahiliyah: Jahiliyah Tidak Terikat Zaman
Baca juga: SPI Jakarta: Bongkar Tuntas Keistimewaan Konsep Wahyu dan Kenabian dalam Islam
Sebagai penutup, Adi menyampaikan bahwa jahiliyah dan islam tidak mungkin berjalan beriringan.
Lisa Mutia, salah satu murid SPI Jakarta angkatan 14 mengungkapkan kesan yang didapatkan dari pertemuan kesembilan SPI Jakarta ini.
“Masya Allah, jadi muroja’ah sirah lagi dan (diingatkan) kenyataan kita hidup di zaman sekarang juga ada yang kembali ke masa jahiliyah. Kata Ustadz Adi, bahkan ada yang jahiliyah parsial dan jahiliyah keseluruhan. Semoga kita dihindari dari sifat kejahiliyahan.”[Sdz]