SEKOLAH Pemikiran Islam (SPI) Jakarta kembali menggelar kuliah pada Rabu (18/9/2024) malam di Aula Imam al-Ghazali, INSISTS, Jakarta Selatan.
Memasuki pertemuan ketujuh, materi kali ini bertema Wahyu dan Kenabian yang dibawakan oleh Muhammad Fadhila Azka, S.Th.I., M.Ag.
Sekretaris Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir di Universitas Syaikh Nawawi Banten ini membuka dengan membahas isu yang sedang hangat, yaitu apakah agama atau wahyu itu ilmiah.
Ia langsung menjawabnya dengan mengacu pada definisi ilmu dari Al-Ghazali, “Ilmu diambil dari bahasa Arab, yang mencakup aqliyah (logis) dan diniyah (agama), jadi secara otomatis agama itu ilmiah.”
Ia lalu menjelaskan wahyu sebagai realitas.
Dalam hal agama Islam, wahyu utama Nabi Muhammad adalah Al-Qur’an yang merupakan kalam Allah dan bukan teks.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
SPI Jakarta: Bongkar Tuntas Keistimewaan Konsep Wahyu dan Kenabian dalam Islam
Baca juga: SPI Jakarta: Agama, Jawaban atas Klaim Delusional Orang Liberal
“Al-Qur’an adalah qiraat, recitation, atau bacaan, bukan dari manuskrip, sehingga berkonsekuensi kritik teks dan hermeneutika menjadi tidak berlaku. Qur’an jelas bebas dari kepentingan eksternal,” jelasnya.
Azka lalu membahas definisi wahyu dari sudut pandang Islam yang berarti isyarat, risalah, ilham, atau firasat yang semuanya bersumber dari Allah.
Berbeda dengan Islam liberal, definisi wahyu mengacu pada agama Kristen, yaitu aktivitas Tuhan untuk berkomunikasi dengan manusia, sehingga menimbulkan respons dan kerja sama dari manusia.
“Ini saja sudah jelas salah karena Allah tidak bergantung pada manusia,” papar alumnus program Magister Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir IIQ Jakarta ini.
Dalam konteks Qur’an dalam intelektual keislaman, pria alumnus Tafsir Hadits UIN Jakarta ini beropini bahwa intelektualitas kita berkurang karena kurangnya kedekatan dengan Qur’an.
“Zaman dahulu, satu orang sahabat bisa menghimpun nilai satu Qur’an, namun sekarang terlalu fokus ke cabang ilmu dan jarang yang mengamalkan nilai di dalamnya.”
Kelas yang biasanya ditutup pukul 21.00 harus ditambah 15 menit oleh panitia demi mencakup seluruh materi.
Sholih, salah seorang murid SPI alumnus LIPIA, berkesan, “Ini materi paling menarik sejauh ini. Isinya terstruktur, padat, dan mendalam. Konsep Qur’an sebagai wahyu harus dipahami betul oleh umat Islam.”[Sdz]