• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Minggu, 16 November, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Berita

Kodrat Tak Bisa Menjadi Benteng Perlindungan atas Dosa yang Ingin Diabadikan

Juni 2, 2023
in Berita
Kodrat Tak Bisa Menjadi Benteng Perlindungan atas Dosa yang Ingin Diabadikan

foto: pixabay

74
SHARES
572
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

ADRIANO Rusfi menulis tentang Kodrat LGBT yang tak bisa menjadi benteng perlindungan atas dosa yang ingin diabadikan.

Pada 23 Mei 2023, ia menulis, pelaku dan pendukung LG8T masih saja bersikeras dan bersitegang bahwa L6BT adalah kodrati.

Dan untuk itu, mereka rela berkelana dari satu retorika ke retorika lainnya, dari satu argumentasi ke argumentasi lainnya.

Mulai dari alasan genetik, hormonal, neurologis, historis, reinterpretasi teks kitab suci, hingga fitnah terhadap para hewan bahwa sejumlah spesies mereka adalah homoseks.

Tampaknya, ada dua hal yang sangat ingin mereka dambakan dengan mendesakkan keyakinan ini: pertama, agar keberadaan mereka diterima; dan, kedua, agar mereka tak “dipaksa” untuk berubah.

Tapi, saya juga punya tiga pertanyaan tentang apa-apa yang ingin mereka perjuangkan:

Pertama, apakah kodrati itu, dan apakah L68T itu kodrati?

Kedua, apakah “kodrat” itu tak dapat diatasi?

Ketiga, apakah segala yang kodrati itu harus selalu diperturutkan?

Baca Juga: Menodai Keindahan Pelangi

Kodrat Tak Bisa Menjadi Benteng Perlindungan atas Dosa yang Ingin Diabadikan

Tentang makna kodrati, saya merasakan ada pemerkosaan makna di sini. Ya, mana ada peristiwa dalam hidup ini yang tak berbasis kodrati.

Karena sesuatu disebut kodrati ketika ia bersifat deterministik, bawaan dan dari “sono”nya.

Hujan turun dari langit adalah kodrati. Api bersifat panas dan membakar adalah kodrati. Burung bisa terbang adalah kodrati. Dan setiap naluri manusia adalah kodrati.

Jadi, kodratikah LaGiBeTe? Tentu LG8T adalah kodrati sebagaimana penolakan terhadap L6BT adalah kodrati pula.

Jika ini kodrati yang dimaksud, maka telah terjadi situasi zero sum game, status quo dan loose – loose solution.

Maka biarkanlah kaum L68T berekspresi, dan biarkan pulalah para penentang dan menghujat mendiskriminasi, karena masih-masing punya argumentasi kodrati.

Alhasil, anarkisme yang akan terjadi juga bersifat kodrati.

Masalahnya, kasadaran kodrati tidak seharusnya membuat manusia menjadi fatalistik dan deterministik tanpa ikhtiar.

Ketika manusia menyadari kodratnya sebagai makhluk yang tak bisa terbang, bukankah ia bisa berikhtiar membuat gantole hingga pesawat udara agar ia juga dapat selincah elang menikmati langit dan menatap bumi?

Ketika manusia menyadari kodratnya bahwa ia tak bisa berlari secepat kuda, bukankah ia dapat berupaya untuk memproduksi sepeda hingga mobil balap?

Sungguh, sains lahir karena manusia ingin MENGATASI kodratnya, bukan fatal menyerah. Manusia memang mustahil membuang kodrat, tapi mampu mengatasinya.

Itulah kodrat manusia, karena mereka bukan binatang. Maka ketika seorang ibu mendapati bayinya buta bawaan sejak lahir, maka ia tak menyerah kalah pada kodrat.

Karena atas kodratnya pula, sebagai seorang ibu, ia akan berjuang sepenuh jiwa untuk membuat sang buah hati dapat melihat.

Ia akan bantah fakta medik bahwa obatnya tak ada, dan ia akan lawan segala prognosis bahwa ini tak mungkin sembuh.

Maka, tak akan sepasang ayahbunda mengatakan, “Ini kodrat” pada anaknya yang terlahir autis. Mereka akan berjuang agar ananda “normal”.

Ketika ananda terlahir dengan kaki yang lemah, akan mereka pasangkan kaki palsu, penyangga kaki, atau tongkat sekalipun.

Itulah sebabnya kenapa kodrat tak bisa menjadi benteng perlindungan atas dosa yang ingin diabadikan. Karena seorang pembunuhpun akan mengatakan bahwa naluri membunuh adalah kodrati.

Lalu seorang hiperseks pun akan mengumbar syahwat di setiap jengkal tanah dengan alasan bahwa ini adalah bawaan genetis dari orangtuanya yang juga hiperseks. Kodrat tak selalu harus diperturutkan.

Boleh jadi orang-orang yang sering berkata, ”ini kodrat”, adalah orang-orang yang telah berada pada titik putus asa, ketika upayanya untuk menyingkirkan hasrat cabul tak kunjung berbuah signifikan.

Boleh jadi kalimat “ini kodrat”, adalah sebentuk defense mechanism atas rasa berdosa yang terus-menerus menghantui.

Boleh jadi retorika “ini kodrat” adalah bentuk keengganan dan kekeraskepalaan untuk meninggalkan angkara murka yang telanjur dinikmati dan dicandui.

Alkisah, itu pulalah yang terjadi pada orang-orang yang hatinya disergap cinta pertama. Tiba-tiba ia disergap jatuh cinta teramat dalam tanpa ia kehendaki.

Celakanya, semakin ia buang justru rasa itu semakin tertanam dalam. Semakin ia ingkari, justru ia semakin terjebak ke dalam pesonanya.

Lalu, dalam putus asanya ia berkata : “Tak pelak lagi, ini pasti kodrat dari Yang Kuasa. Ya, karena ini bukan kehendakku, dan semakin kubuang ia semakin menjerat”.

Sungguh, para pecandu L*BT hanyalah para plagiat dari ketidakberdayaan semacam ini.

Baca Juga: Uganda Berlakukan Hukuman Mati Bagi Pelaku LGBT

Jadi, kodrat bukanlah mantra tertinggi dalam menjalani kehidupan ini. Karena yang lebih tinggi dari kodrat adalah misi dan kemanfaatan bagi kehidupan itu sendiri.

Dan untuk mengemban misi dan kemanfaatan hidup itu, kita ditantang untuk mengatasi kodrat itu sendiri.

Seseorang yang potentially berbakat menghipnotis orang lain, jika itu berdampak negatif bagi misi dan kemanfaatan hidup, maka ia harus mampu mengatasinya, bukan memperturutkannya.

Kodrat itu bersifat potensial, dan tak selalu harus aktual.

Maka, sekali lagi, mari kita hindari diri kita untuk melacurkan sebuah istilah.

LG*T, pedofilia, bestiality, incest, penyalahgunaan narkoba dan sebagainya hanyalah kodrati pada tataran kecenderungan negatif manusia, tapi bukan pada tataran aktual.

Manusia hadir ke dunia untuk berjuang melawan sisi hitam dari dirinya sendiri, bukan memperturutkannya.

Sehingga, walau sperma yang bersifat basa secara kodrati tidaklah cocok dengan lingkungan vagina yang bersifat asam, namun ia harus berjuang mengatasinya agar mampu membuahi sel telur.

Karena membuahi sel telur adalah misi eksistensialnya. Dan itu adalah KODRATI!!!

Marilah kita bertanya pada Yang Menciptakan Kodrat. Ia ciptakan manusia berkodrat membenci peperangan. Namun ia perintahkan manusia untuk berperang:

“Diwajibkan atas kalian berperang. Padahal perang itu sesuatu yang (secara kodrati) kalian benci. Boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal ia baik bagi kalian,

Dan boleh jadi kalian mencintai sesuatu, padahal ia buruk bagi kalian. Allah Maha Mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahuinya.” (QS Al-Baqarah: 216).[ind]

 

Tags: adriano rusfiKodrat Tak Bisa Menjadi Benteng Perlindungan atas Dosa yang Ingin Diabadikanlgbt
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Kerugian Manusia yang Disampaikan dalam Surat Al Ashr

Next Post

Level Iqra Kedua: Kesadaran Memahami, Memikirkan dan Mendalami

Next Post
Level Iqra Kedua: Kesadaran Memahami, Memikirkan dan Mendalami

Level Iqra Kedua: Kesadaran Memahami, Memikirkan dan Mendalami

Promo Menarik GoWet, Cocok untuk Rekreasi Bareng Keluarga!

Promo Menarik GoWet, Cocok untuk Rekreasi Bareng Keluarga!

Sejarah Turki Utsmani yang Mulai Ditinggalkan

Kurikulum Pendidikan yang Sempurna

  • Majelis PAUD Dikdasmen PCA Batang Gelar Festival Milad Muhammadiyah ke-113

    Majelis PAUD Dikdasmen PCA Batang Gelar Festival Milad Muhammadiyah ke-113

    71 shares
    Share 28 Tweet 18
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7623 shares
    Share 3049 Tweet 1906
  • Hukum Shalat Memakai Masker saat Sakit

    185 shares
    Share 74 Tweet 46
  • Doa Nabi Musa Saat Meminta Jodoh

    238 shares
    Share 95 Tweet 60
  • Inginkah Masuk Surga?

    93 shares
    Share 37 Tweet 23
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    5129 shares
    Share 2052 Tweet 1282
  • Nur Izzaty Hafizah, Meninggal Dunia Akibat Infeksi Bagian Paru-Paru

    117 shares
    Share 47 Tweet 29
  • Kualitas Udara Memburuk, New Delhi India Menutup Semua Sekolah Darah

    87 shares
    Share 35 Tweet 22
  • FORTASI MTs Muhammadiyah Batang 2025: Adventure of the Habits Tanamkan Karakter Sejak Dini

    82 shares
    Share 33 Tweet 21
  • Pentingnya RUU Ketahanan Keluarga dalam Mewujudkan Pembangunan Ramah Keluarga

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga