SURAT Al Ashr dikatakan oleh Imam Syafi’i adalah keseluruhan kehidupan manusia. Ashr memiliki berbagai makna yaitu; waktu secara keseluruhan, zaman, masa, dan waktu ashar yang memiliki keistimewaan.
Di dalam surat Al Ashr pula disampaikan tentang kerugian manusia yang melibatkan waktu/masa.
“Demi masa.” (QS Al-‘Asr : 1)
“Sungguh, manusia berada dalam kerugian,” (QS Al-‘Asr : 2)
Allah telah bersumpah dengan masa, yaitu waktu malam dan siang, yang merupakan ladang bagi hamba untuk berbuat dan beramal. Setiap manusia berada dalam kerugian. Kerugian adalah lawan kata dari keberuntungan.
“kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (QS Al-‘Asr : 3)
Pada ayat ke-3 Al Ashr ini terkandung keseluruhan sisi bagi seorang muslim yakni, tauhid, amal pribadi dan amal sosial. Iman dan Islam adalah tauhid yang harus dimiliki setiap muslim.
Baca juga : Tafsir Surat Al-Alaq Ayat 6 dan 7, Manusia Benar-Benar Melampaui Batas
Kerugian Manusia yang Disampaikan dalam Surat Al Ashr
Tidak berguna amal ibadah tampa iman dan tiada berarti kesholehan pribadi tanpa kesholehan sosial. Bahkan Allah membalas ibadah sosial seorang muslim dengan berlipat-lipat dibandingkan ibadahnya pada Allah.
Dalam surat Al Ashr ayat 3 ini Allah menyatakan kerugian bagi setiap manusia, kecuali orang-orang yang memiliki empat sifat, yaitu:
1. Berimana terhadap perkara yang diperintahkan Allah untuk diimani. Sedangkan iman tidak akan terwujud kecuali dengan ilmu. Karena ilmu merupakan cabang dari keimanan. Iman tidak akan sempurna tanpa dilandasi ilmu.
2. Amal shalih, mencakup seluruh kebaikan, yang zahir maupun yang batin, yang berkaitan dengan hak-hak Allah maupun hak-hak hamba, yang wajib maupun yang sunnah.
3. Saling menasihati dalam kebenaran, yaitu iman dan amal shalih. Artinya, menasihati satu sama lain tentang iman dan amal shalih, yakni saling menasihati tentang hal itu memberi dorongan untuk melakukan serta mencintai iman dan amal shalih tersebut.
4. Saling menasihati agar menetali kesabaran dalam menaati Allah, menjauhi kemaksiatan, serta sabar dalam menerima ketentuan Allah yang tidak menyenangkan.
Dengan dua sifat yang pertama maka manusia akan mampu menyempurnakan dirinya. Sedangkan dengan dua sifat lainnya, maka ia akan mampu menyempurnakan orang lain.
Dengan menyandang empat sifat ini, maka seseorang akan selamat dari kerugian dan akan mendapatkan keberuntungan yang besar. (MRR)
Sumber: Kajian Tafsir Juz Amma, Ustadz Rofiq Hidayat, Lc. & Tafsir Juz Amma, Syeikh Abdurahman bin Nashir As Sa’di, Al Qowam.