Chanelmuslim.com. Kabar baik bagi penggemar film-film reliji. Novellet terbaik karya sastrawan Islam Helvy Tiana Rosa berjudul “Ketika Mas Gagah Pergi” resmi tayang di bioskop XXI dan masih bertengger di jajaran film-film populer, sejak tayang perdana Rabu (21/1/2016).
KMGP, nama pendek untuk film ini, diadopsi dari karya legendaris Helvy yang ditulis tahun 1992 dan diterbitkan pertama kali tahun 1997. Cetakan KMGP sudah mencapai 39 kali ulang dengan 3 penerbit. KMGP bercerita tentang hubungan keluarga, hijrah, serta keindahan Islam. Sebuah penantian yang panjang dalam mewujudkan karya sastra ini ke dalam layar lebar.
Sang penulis, Helvy, mempercayakan penulis skenario pada Fredy Aryanto. Sedangkan untuk sutradara, ia mempercayakan kepiawainya Firmansyah dalam menggarap karya cemerlangnya ini. Film ini diproduksi oleh PT Indobroadcast & Aksi Cepat Tanggap (ACT), dengan bintang-bintang muda yang diperankan antara lain oleh Hamas Syahid, Masaji Wijayanto, dan Izzatun Niswah Ajrina.
“Selain karena potensi Mas Firmansyah, ini juga sesuai amanah almarhum Mas Mamang (Chaerul Umam—red.) yang sedianya menjadi sutradara KMGP, namun beliau wafat 2013 lalu,” ujar Helvy kepada awak media.
Film penuh hikmah dan nasihat ini, meski tak tampak menggurui, menyampaikan pesan seorang pemuda-mahasiswa, Mas Gagah, yang mengalami masa transisi dari seorang muda yang enerjik dan anak gaul. Lantas perkenalannya dengan teman-teman baiknya semasa menimba ilmu di kampus UI Depok, membawa dirinya berbalik haluan hidupnya menjadi generasi yang penuh relijius: rajin shalat, baca Al-Quran, baca buku-buku Islam. Selain itu, salah satu hobi masa lalunya yang suka mendengarkan musik cadas dan pop, berubah menjadi penggemar lagu-lagi Islami (nasyid).
Perubahan hidup yang terjadi pada Mas Gagah secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kehidupan keluarganya: ayah, ibu, dan adiknya (Gita). Ceritanya terus mengalir hingga klimaknya saat Gita akan merayakan ulang tahunnya yang ke-17, dia berharap kakak kandungnya itu dapat menghadirinya dengan memberikan tausyiah kepada teman-temannya yang hadir. Namun, penantian itu tak kesampaian karena Mas Gagah harus kembali menghadap kepada-Nya pada suatu kecelakaan lalu lintas bersama teman-temannya dalam suatu acara reliji.
KMGP membawa pesan dakwah yang tidak mencolok. Narasinya mengalir secara alami. Lantas penonton dibawa ke alam bawah sadarnya tentang memaknai kehidupan yang fana.
Helvy tampaknya ingin membuat penasaran penonton saat menikmati keharuan demi keharuan. Cerita “di-cut” dan penonton pun mesti bersabar untuk menanti akhir dari kisah kepergian Mas Gagah. Penasaran? Tonton aja! (mr/foto:muvila)