ChanelMuslim.com – Masyarakat Indonesia kembali mengalami kejadian kasus “Bullying anak”, kali ini, kasus Audrey seorang pelajar SMP yang dikeroyok ini menjadi pelajaran bagi berbagai pihak. Menurut Euis Sunarti, pakar bidang Ketahanan Keluarga, ada 4 jenis lingkungan yang harus dititikberatakan agar karakter anak terbentuk dari kecil.
“Jadi sebetulnya, inti lingkungan yang membuat seseorang atau karakternya itu ada empat lingkungan berupa mikro, meso, exo dan makro,” ujar Euis Sunarti, Inisiator Gerakan Kebaikan Keluarga Indonesia melalui kontak telepon oleh ChanelMuslim.com, Rabu (10/04).
Dari segi sistem lingkungan meso, lingkungan ini mencakup sekolah dan masyarakat sekitar dalam lingkungan tersebut. Dalam permasalahan kasus Audrey, korban dikeroyok oleh tiga siswi SMA disertai teman-teman pendukungnya yang ikut membantu.
Adanya bentuk kerjasama diantara ketiga siswi dan teman-teman siswi lainnya, lingkungan sekolah dan masyarakat berhak menegur terutama kerjasama atau “geng” ke arah negatif.
Di sisi lingkungan mikro terdapat personil keluarga yang berinteraksi setiap hari. Ketika anak-anak sedang bertumbuh menjadi pribadi dewasa, kontrol keluarga tetap harus ada.
“Keluarga harus lihat lingkungan grupnya. Dengan siapa dia bergaul, bagaimana dia mengembangkan pergaulannya. Ke arah positif atau negatif, apalagi geng biasanya dikaitkan dengan konotasi negatif. Nah ini tetap yang ngontrol itu keluarga,” tambahnya.
Setelah lingkungan meso dan mikro, ada sistem lingkungan exo yang secara tidak langsung memiliki dampak pembentukan karakter anak. Lingkungan exo tidak melibatkan anak dalam sistem pergaulan, tapi sebenarnya anak itu bisa terpengaruh.
Misalnya dari pekerjaan orang tua, seorang anak memang tidak kenal dengan teman ibu atau bapaknya. Namun, teman kerja ibu atau bapaknya secara tidak langsung bisa mempengaruhi kedua orang tuanya dalam mendidik anak.
Secara lingkungan makro, lingkungan ini lebih didominasi seperti bentuk kebijakan tertentu. Biasanya pemerintah menjadi lingkungan makro agar pembentukan karakter anak menjadi pribadi yang baik.
Ketika lingkungan meso, mikro dan exo dilakukan oleh komponen didalamnya, lingkungan makro yaitu pemerintah harus ikut serta menanamkan kebijakan dan program yang baik serta berkualitas.
“Contohnya program-program bagaimana program pemuda bisa efektif, perlindungan anak-anak diperketat, bacaan yang disuguhkan harus yang baik serta dibuat kebijakan dan peraturannya,” ungkapnya.
Anak-anak memang tidak terlibat langsung, tapi bisa sangat terpengaruh seperti misalnya aturan tayangan kekerasan. Adanya tayangan kekerasan salah satunya di media menjadi kebijakan yang harus diatur pemerintah.
Program atau kebijakan yang ketat, tayangan yang di setiap media tidak akan menimbulkan kekerasan. Anak-anak bisa terlindungi serta menjaga psikis anak.
Hal paling penting dari keempat lingkungan tersebut, perlu adanya sinergitas di setiap personil dalam lingkungan tersebut.
“Perlu ada sinergitas antara semua agen pembangunan, pendidikan, sumber daya manusia, orang tua, masyarakat serta sekolah agar bisa saling melindungi dan mengembangkan karater baik dan mencegah perilaku negatif,” jelasnya. [firda]