ChanelMuslim.com – Seiring dengan kebangkitan umat islam di Indonesia. Saat ini ada upaya mematikan pers-pers islam.
“Saya yakin yang melakukan oknum-oknum yang tidak menghendaki islam bangkit,” kata Usamah Hisyam Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Persaudaraan Muslimin Indonesia (PARMUSI).
Bagaimana hubungannnya dengan Forum Jurnalis Muslim (FORJIM), kata Usamah, ia ingin tagline yaitu Jurnalis Islam sebagai agen perubahan harus ada ruhnya.
“Saya harap jangan hanya menjadi tagline yang tidak ada ruhnya. Saya lihat jurnalis muslim hari ini militansinya besar. FORJIM tidak perlu 1000 anggota, cukup 100 anggota tapi daya dobraknya luar biasa,” kata Mantan Wartawan di Media Indonesia ini, Jumat (5/1/2018) di Wisma PKK, Jakarta.
Tulisan inikan berperan sekali mengubah mindset masyarakat, kata Usamah, oleh karena itu pikir FORJIM lebih meningkatkan kualitas manusianya dengan menulis.
Momen kebangkitan umat ini harus diambil oleh FORJIM yaitu dengan membangun media Islam yang kuat.
“Maka FORJIM harus merumuskan sasarannyanya. Dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Misal jangka pendek pada pilkada, jangka menengahnya menyaingi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI),”tambahnya.
Hal itu, kata Usamah, harus dirumuskan di Musyawarah Nasional (MUNAS) ke-1 FORJIM.
“Jadi ruhnya harus diisi seperti itu, sasarannya apa, kita kembangkan organisasinya untuk jangka menengah menjadi sebuah organisasi menyaingi dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Tentu saja harus ada ruhnya. Apa cita cita yang kita capai. Jadi kita datang bukan sekedarmengisi halaman berita tetapi tiap tulisan kita untuk mencapai apa yang kita cita citakan, kata Usamah.
Ia berharap wartawan di FORJIM harus bisa melahirkan karya karya menjadi pembicaraan nasional yang bersifat investigasi.
“Di era portal berita ini rata rata reporting news, sama semua malah tapi coba buat berita ketimpangan penguasa terhadap orang orang islam, misalnya. Bayangkan, Alam Nadin membuat tulisan mengenai saya akan menggulingkan pemerintah. Kemudian ramai karena dia. Harus ada yang membuat berita seperti itu,”tambahnya
Namun, tulisan yang dibuat harus benar , valid, dan mampu dipertanggungjawabkan.
“Tidak boleh fitnah. Dari sini, jangan berpikir membesarkan organisasinya tetapi membangun visi misi yang menjadi pembicaraan. Kalo turun langsung ke daerah darah dengan pengembangan itu berat dan membutuhkan anggaran. Namun, dengan tulisan yang baik dan fenomenal akan membuat FORJIM dilihat di mata masyarakat Indonesia,” katanya.
Saya sendiri, kata Usamah, dipanggil Badan Intelijen Negara (BIN) karena menghantam Harmoko.
“Kita harus kokoh, kekeh dalam kebenaran. Kita harus siap. Jika kita masih takut jangan jadi wartawan. Kalo antum ditahan karena tulisan antum berarti hebat,” pungkasnya. (ILHAM).