Chanelmuslim—Sistem dan potret pendidikan di Indonesia masih menjadi perhatian banyak orang. Terlebih saat memasuki era yang teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang dengan begitu cepatnya.
Percepatan di dunia teknologi komunikasi dan informasi itu membuat sebagian pihak mengkhawatirkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia akan kalah bersaing dalam kompetisi global, khususnya di dunia pendidikan Indonesia jika melihat kondisi sekarang.
Kekhawatiran itu menjadi perhatian Ketua Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Sukro Muhab. Hal itu ia ungkapkan dalam talkshow dunia pendidikan di panggung utama Islamic Book Fair (IBF) yang diselenggarakan pada Rabu (2/3/2016).
Menurut Muhab, berdasarkan hasil survei proporsi SDM dengan tingkat pendidikan, SDM Indonesia yang mengenyam dunia perguruan tinggi, masih di angka sekira 7%. Prosentase ini baru setengah dari jumlah SDM serupa yang dimiliki oleh negeri jiran Malaysia.
“Indonesia masih kalah dengan Malaysia dalam tingkat pendidikan. Apalagi lagi jika dibandingkan dengan negara maju lainnya,” ujar Muhab. Menurutnya, tingkat prosentase pendidikan yang ada di Indonesia, jika diproyeksikan ke dalam dunia industri, maka bangsa ini hanya dapat masuk dalam kategori industri menengah ringan. Berbeda dengan Malaysia yang dapat masuk industri menengah berat.
“Dari jumlah tersebut, jika diproyeksikan dalam dunia kerja, Indonesia hanya mampu masuk dalam industri menengah ringan atau pekerjaan kasar,” katanya. Rendahnya tingkat pendidikan Indonesia, menurut Muhab, itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari masalah sekolah, guru, orang tua, dan lingkungannya.
Sekolah, lanjutnya, belum menciptakan budaya yang beradab. Dalam lingkup sekolah, maka guru berperan penting dalam membangun budaya yang beradab ini.
Ia menegaskan, kurikulum sebaik apapun jika tidak dibarengi dengan pemahaman guru atas perannya, maka budaya beradab dalam pendidikan Indonesia tidak akan tercapai.
“Guru harus memiliki 5C dalam perannya, yaitu Character, Concept, Competence, Connection, and Commitment,” tandasnya. Dalam hal Character, lanjutnya, guru harus menjadi teladan bagi muridnya. Dalam hal Concept, guru dituntut paham dengan konsep pendidikan Islam dan modern.
Sementara dalam hal Competence, guru seharusnya memiliki kemampuan mengajar yang baik dalam segala kondisi. Dan dalam hal Connection, seorang guru mestinya memiliki jaringan dengan pendidik lainnya untuk melakukan evaluasi serta sharing mengenai persoalan pendidikan. Sedangkan soal Commitment, guru harus memiliki komitmen dalam mengajar dan dunia pendidikan. (gilang/mr/foto:republika)