MENGAPA doa orangtua untuk anaknya merupakan salah satu doa yang Allah kabulkan?Karena merekalah orang yang paling tulus dalam mendoakan.
Ustaz Boris Tanesia mengatakan bahwa doa yang khusyuk bersumber dari lubuk hati yang terdalam, tak jarang pula diselingi dengan tangisan.
Ketika mendoakan kebaikan, doa tersebut betul-betul tulus diucapkan. Doa yang muncul dari rasa cinta dan harapan.
Mendoakan agar anak hidup bahagia, sekalipun orang tua tak ikut merasakan. Juga mendoakan agar anak senantiasa dicukupi kekayaan, sekalipun diri sendiri hidup kekurangan.
Doakan agar anak sholeh, meski mungkin saja diri pribadi belum mencapai derajat kesholehan. Pun begitu pula dengan doa keburukan,
Ketika doa ini terlontarkan, tak ada lain dan bukan karena dari hati yang terdalam.
Itulah sebabnya mengapa kita sebagai orang tua hendaknya membiasakan kata-kata baik untuk diucapkan.
Betapapun marahnya, betapapun kesalnya. Tahanlah lisan dari mendoakan keburukan.
Karena ketika doa itu terkabulkan, kesedihan pasti ‘kan kita rasakan. Atas apa yang menimpa anak akibat doa buruk yang terucap di lisan.
Anak tetaplah anak, bagaimanapun keadaan, yang selalu kita cinta tanpa berharap balasan.
Selalu doakanlah untuk mereka kebaikan, Semoga Allah senantiasa mengabulkan.
Baca Juga: Kekuatan Doa Orangtua untuk Anak-Anaknya
Allah Mengabulkan Doa Orangtua untuk Anaknya
Sementara itu, Ustaz Farid Nu’man menjelaskan bahwa ada tiga doa yang mustajab, tidak ada keraguan pada doa mereka:
1. Doa orang yang dizalimi
2. Doa orang yang safar
3. Doa orang tua kepada anaknya
(HR. Ahmad no. 7501. Syaikh Ahmad Muhammad Syakir mengatakan: SHAHIH)
Pada dasarnya, doa orang kafir tidaklah Allah Ta’ala ridhai, sebab mereka berdoa bukan meminta kepada Allah Ta’ala, tapi kepada “tuhan” dan dewa mereka.
Perhatikan ayat berikut:
لَهُۥ دَعۡوَةُ ٱلۡحَقِّۚ وَٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦ لَا يَسۡتَجِيبُونَ لَهُم بِشَيۡءٍ إِلَّا كَبَٰسِطِ كَفَّيۡهِ إِلَى ٱلۡمَآءِ لِيَبۡلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَٰلِغِهِۦۚ وَمَا دُعَآءُ ٱلۡكَٰفِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَٰلٖ
Hanya kepada Allah doa yang benar. Berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat mengabulkan apa pun bagi mereka, tidak ubahnya seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air agar (air) sampai ke mulutnya. Padahal air itu tidak akan sampai ke mulutnya.
Dan doa orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka.
(QS. Ar-Ra’d, Ayat 14)
Namun karena keadilanNya kepada makhluk dan kemahapemurahan-Nya yang berlaku bagi semua makhluk-Nya di dunia – bukan karena aqidah mereka itu benar, bukan karena Allah ridha dan mahabbah (cinta) dengan mereka- maka doa orang kafir yang teraniaya, yaitu kafir dzimmi, bisa jadi Allah Ta’ala kabulkan.
Hal ini berdasarkan hadits:
اتَّقُوا دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ وَإِنْ كَانَ كَافِرًا فَإِنَّهُ لَيْسَ دُونَهَا حِجَابٌ
Takutlah kalian terhadap doa orang-orang teraniaya walau dia seorang kafir, karena doanya itu tidak ada hijab/penghalang.
(HR. Ahmad no. 12140, hasan. Lihat Shahih at Tarhib wa At Targhib no. 2231)
Oleh karena itu, Imam Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengatakan:
وأما إجابة السائلين فعام فإن الله يجيب دعوة المضطر ودعوة المظلوم وإن كان كافرًا
Adapun dikabulkannya permintaan orang yang berdoa, itu berlaku umum. Sebab, Allah Ta’ala mengabulkan doa orang orang yang kesulitan dan terzalimi baik dia mukmin atau kafir. (Majmu’ al Fatawa, 1/223)
Murid Beliau, yaitu Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah mengatakan:
ليس كل من أجاب الله دعاءه يكون راضياً عنه، ولا محباً له ، ولا راضياً بفعله فإنه يجيب البر والفاجر، والمؤمن والكافر .
Tidaklah setiap doa manusia yang Allah Ta’ala kabulkan lantas orang itu menjadi orang yang Allah ridhai, cintai, dan tidak pula lantas ridha dengan perbuatannya, karena Allah Ta’ala bisa saja mengabulkan doa orang baik, orang jahat, mukmin, dan kafir. (Ighatsah al Lahfan, 1/13)
Demikian. Wallahu a’lam.[ind]