ChanelMuslim.com – Alhamdulillah, pasca kunjungan kerja Pemerintah dalam urusan haji yang dikomandoi oleh Menteri Agama , Lukman Hakim Saifuddin ke Arab Saudi sudah selesai. Meski kunjungan kerja utama membahas persiapan penyelenggaraan ibadah haji 1437H/2016M, termasuk menandatangani MoU dengan Menteri Urusan Haji Saudi, Bandar Muhammad Hajjar, tetapi ada beberapa usulan yang diajukan Menag terkait pelaksanaan haji.
“Usulan itu tidak hanya semata peningkatan layanan jamaah haji Indonesia, lebih utama Pemerintah Indonesia mengajukan usulan agar kenyamanan jamaah haji dunia bisa didapat,” terang Menag dalam keterangan tertulisnya di laman Kementerian Agama.
Berikut usulan perbaikan yang disampaikan Menag Lukman kepada Menteri Urusan Haji Saudi Arabia:
Pertama, perbaikan kualitas tenda di Arafah agar dibuat permanen dan lebih kokoh. Pengalaman tahun 2015, beberapa tenda jamaah Indonesia roboh karena angin.
“Setidaknya tenda di Arafah agar dibuat seperti tenda di Mina,” tutur Menag.
Kedua, pembangkit listrik permanen yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan listrik selama jamaah di Arafah. Jamaah haji dunia pada setiap penyelenggaraan ibadah haji berkisar 2 juta orang, dan itu tentu membutuhkan konsumsi listrik yang sangat besar.
“Diperlukan pembangkit listrik yang relatif permanen di Arafah,” tegas Menag.
Ketiga, tenda Mina dibuat bertingkat. Mina adalah wilayah yang jelas batas-batasnya. Luas wilayah ini sekitar 7,8 km2, namun yang bisa didiami hanya 4,8 km2 karena selebihnya adalah pegunungan batu. Sementara itu, ketika menginap di Mina, seluruh jamaah haji diharuskan berada dalam kawasan ini. Padahal, total jamaah haji setiap tahunnya berkisar 2 juta orang, sangat padat.
“Tenda jamaah di Mina perlu dibuat bertingkat seperti Jamarat (tempat lontar jumrah), sehingga tidak ada jamaah yang ditempatkan di luar Mina,” kata Menag.
Keempat, penyediaan fasilitas pos kesehatan emergency pada rute jamaah dari tenda di Mina menuju Jamarat. Keberadaan pos kesehatan diperlukan untuk mengantisipasi jamaah yang butuh pertolongan kesehatan saat dalam perjalanan dari Mina ke Jamarat atau sebaliknya.
“Tahun lalu kita melihat kondisi seperti itu tidak bisa dilayani dengan baik karena keterbatasan sarana kesehatan bagi jamaah haji,” ujarnya.
Dalam kunker ini Menag juga didampingi oleh Menteri Kesehatan Nila Djuwita F.Moeloek dan tim Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah. (jwt/kemenag)