ChanelMuslim.com – Putusan hakim Mahkamah Konstitusi (MK) menolak adanya
permohonan judicial review oleh Aliansi Cinta Keluarga (AILA) Indonesia (14/12/2017) tidak lantas menyurutkan AILA untuk terus melindungi masyarakat khususnya keluarga di Indonesia. Pengajuan uji materi tiga pasal KUHP terkait kesusilaan, yaitu pasal 284, 285 dan 292 mendapat penolakan dari 5 orang hakim.
Pada konferensi pers, AILA menyayangkan penolakan yang dilakukan oleh 5 orang hakim MK. Penolakan judicial review terhadap ketiga pasal tersebut dirasa akan berdampak pada makin maraknya perilaku kejahatan kesusilaan. Meskipun terjadi penolakan judicial review KUHP pasal 284, 285 dan 292 oleh 5 hakim MK harus disikapi dengan arif.
Keputusan penolakan ini tentu akan berdampak pada semakin rentannya masyarakat terhadap kejahatan kesusilaan seperti seks bebas, perkosaan dan perilaku LGBT. Keputusan ini juga akan menyuburkan gerakan dan pemikiran anti moral dan agama yang berusaha menjauhkan masyarakat dari jati diri bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan yang adil dan beradab.
Secara khusus AILA memberikan apresiasi yang tinggi kepada 4 hakim MK yang mendukung permohonan sehingga memberikan dissenting opinion. Keempat hakim tersebut, yaitu Prof. Dr. Arief Hidayat, S.H., M.H., Dr. Anwar Usman, S.H., M.H., Prof. Dr. Aswanto, S.H., M.H. dan Dr. Wahiduddin Adams, S.H., M.H.
Keputusan penolakan oleh MK justru memberikan tantangan baru kepada AILA. Perjuangan untuk keluarga Indonesia lebih beradab bukan perkara mudah. Namun AILA berjanji akan memperkuat ketahanan keluarga melalui berbagai program pendukung lain seperti edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, serta program advokasi dan konsultasi bagi para korban kejahatan kesusilaan.
Sementara itu AILA meminta kepada masyarakat Indonesia agar terus meningkatkan kewaspadaan dan menguatkan kontrol sosial untuk mencegah dampak putusan ini. Karena saat ini kejahatan kesusilaan dilakukan secara samar maupun terang-terangan atas nama hak asasi dan kebebasan. Oleh karena itu AILA berharap pemerintah dan seluruh elemen masyarakat tetap bersikap kritis terhadap berbagai konsep keluarga, perempuan dan anak yang bertentangan dengan nilai moral dan agama bangsa Indonesia.
Terakhir, AILA meminta doa dan dukungan dari masyarakat Indonesia untuk terus berupaya mengawal kebijakan terkait keluarga, perempuan dan anak agar perangkat kebijakan tersebut tidak dimanfaatkan oleh para pihak yang ingin merusak tatanan sosial, budaya dan keluhuran budi bangsa Indonesia. (Wnd)
Sumber: Aliansi Cinta Keluarga Indonesia (AILA)
Rita Hendrawaty Soebagjo (Ketua AILA Indonesia)
Nurul Hidayati (Sekjen AILA Indonesia)