ChanelMuslim.com – Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengemukakan, pertumbuhan kelas menengah dan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia turut mendorong konsumsi produk kopi olahan di dalam negeri meningkat rata-rata lebih dari 7 persen per tahun. Karena itu, guna meningkatkan nilai tambah maka industri olahan baik oleh industri besar maupun kecil menengah mesti dipacu dan didukung oleh pemerintah serta masyarakat.
”Kita punya 11 kopi khas daerah, lazim disebut indikator geografis seperti kopi Gayo, Sindoro-Sumbing, Toraja. Belum lagi kopi yang diolah langsung rekan-rekan petani dan kelompok tani. Nah salah satu dukungan nyata bisa dilakukan saat kita jalan-jalan, belilah kopi-kopi di daerah yang kita sambangi,” kata Menperin berpromosi pada Pembukaan Rapat Umum Anggota (RUA) IX Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) di Jakarta, Kamis (10/3) dalam siaran pers tertulis Kemenperin.
Menperin menyebutkan, saat ini sudah ada 11 kopi Indonesia yang telah mempunyai indikasi geografis yaitu Kopi Arabika Gayo, Kopi Sumatera Arabika Simalungun Utara, Kopi Robusta Lampung, Kopi Arabika Java Preanger, Kopi Java Arabika Sindoro-Sumbing, Kopi Arabika Ijen Raung, Kopi Arabika Kintamani Bali, Kopi Arabika Kalosi Enrekang, Kopi Arabika Toraja, Kopi Arabika Flores Bajawa, dan Kopi Liberika Tungkal Jambi.
“Indonesia juga memiliki berbagai jenis kopi spesial yang dikenal di dunia, termasuk Luwak Coffee dengan rasa dan aroma khas sesuai indikasi geografis yang menjadi keunggulan Indonesia,” ungkap Saleh Husin.
Dalam kesempatan Menteri Saleh menyinggung soal antusiasme anak-anak muda melakukan perjalanan ke sudut-sudut Tanah Air. Ia menyebutkan, sekarang makin banyak anak muda yang gemar ‘travelling‘.
“Nikmatnya jalan-jalan, salah satunya menyesap kopi setempat. Jangan lupa beli untuk oleh-oleh. Ketika minum juga difoto, selfie dan sebutin nama daerah asal kopinya saat diunggah di media sosial. Promosi sederhana ini efektif turut membantu industri olahan kopi,” pesan Menperin
Saleh Husin seraya meminta masyarakat juga membawa beberapa bungkus kopi khas Indonesia keluar negeri sebagai souvenir untuk kolega dan teman di negeri seberang.
Kemenperin mencatat, prospek pengembangan industri pengolahan kopi di Indonesia masih cukup baik, mengingat konsumsi kopi masyarakat Indonesia rata-rata baru mencapai 1,2 kg per kapita per tahun atau di bawah negara-negara pengimpor kopi seperti Amerika Serikat (AS) 4,3 kg, Jepang 3,4 kg, Austria 7,6 kg, Belgia 8,0 kg, Norwegia 10,6 Kg dan Finlandia 11,4 Kg perkapita per tahun.
Yuk, Kenalkan Kopi Indonesia Hingga Ke Luar Negeri. (jwt/kemenperin)