ChanelMuslim.com – Subhanallah, mengetahui akan status izin oleh pemerintah sebuah travel umrah sangat penting sehingga tidak berakibat fatal bagi calon jamaah yang ingin melaksanakan ibadah haji dan umrah ke Baitullah.
Sebanyak 36 jamaah umrah yang terlantar di Jeddah akhirnya bisa diterbangkan ke Tanah Air. Semula mereka dijadwalkan terbang pada Jum’at (04/03) dari Terminal International Saudi, namun karena ketidakprofesionalan pihak travel, para jamaah umrah ini baru bisa diterbangkan pada Selasa (08/03). Itupun setelah pihak Kantor Teknis Haji KJRI Jeddah ikut mengupayakan.
Sebagaimana dirilis pada laman resmi Kantor Teknis Haji (kantorurusanhaji.com), Rabu (09/03), adalah Pembantu Staf Teknis Haji Akhmad Jauhari yang memfasilitasi kepulangan jamaah yang ketika awal dijumpainya sudah mulai resah. Berawal dari laporan bahwa ada 36 jamaah umrah yang terlambat jadwal kepulanganya, Akhmad Jauhari yang membidangi Pelayanan Umrah langsung meninjau penginapan Jamaah di Hotel Sama untuk melihat kondisi jamaah dan mencari informasi penyebab terlambat kepulangnnya.
Dari penuturan salah satu jamaah, diketahui kalau mereka diberangkatkan oleh PT Garuda Angkasa Mandiri, travel umrah yang setelah dicek ternyata belum memiliki ijin sebagai Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU).
Jumat (04/03), para jamaah dijadwalkan terbang ke Tanah Air. Sebelumnya, mereka melakukan city tour di Kota Jeddah, berkunjung ke Cornice (pusat perbelanjaan) dan Masjid Ar Rahmah (masjid terapung), lalu ke bandara.
Sesuai waktu yang ditetapkan, rombongan jamaah menuju ke bandara, tepatnya di Terminal Timur (Terminal Haji).
Padahal, sesuai tiket, proses chek mestinya dilakukan di Terminal International Saudia. Rombongan lalu memutar arah menuju ke Terminal Saudia.
“Rombongan kami sebenarnya sudah sampai di Terminal Saudia kira-kira 2 jam sebelum jadwal pesawat. Namun kami tidak dilayani oleh petugas counter untuk proses chek-in. Setelah menunggu lama baru ada pemberitahuan bahwa pesawat sudah take off,” terang salah satu jamaah umrah, Agus.
“Anehnya, ada 4 orang dari rombongan kami yang bisa terbang. Padahal dia datang belakangan,” tambahnya.
Akhirnya Jumat malam rombongan dievakuasi oleh handling ke salah satu hotel di Jeddah.
Ust. Ali yang menjadi mutawwif rombongan lalu berupaya menghubungi pihak manager Saudia Airline. Dari situ diperoleh informasi bahwa selama 10 hari ke depan seluruh penerbangan Saudia Airline yang ke Jakarta full booking. Mendengar jawaban tersebut para jamaah merasa gelisah sehingga pada Senin (07/03) melaporkan kejadian tersebut ke KJRI Jeddah.
Jauhari lalu berkoordinasi dengan ustad Ali dan meminta contact person PT GAM. Sayang, ust. Ali tidak punya contact person PT GAM, karena selama ini komunikasi hanya dilakukan dengan Ust. Kemal.
Jauhari pun berkoordinasi dengan Ust. Kamal dan diperoleh kesepakatan, bahwa jamaah akan diterbangkan pada Selasa (08/03) pukul 05.15 dengan Emirat Airline. Saat itu, Kemal berjanji akan mengirim tiket sebelum pukul 15.00 WAS. Kesepakatan ini kemudian Jauhari laporkan ke Subdit Pelayanan Umrah pada Ditjen PHU Kemenag.
Setelah ada kepastian, Jauhari bersama Syafi’ie Hasyim dan Slamet Sudianto menengok jamaah yang sakit sambil menenangkan jamaah lainya. “Sekarang bapak-bapak dan ibu-ibu istirahat saja supaya tidak jatuh sakit. Insya Allah rombongan akan pulang besok,” kaja Jauhari.
Waktu terus berjalan, dan pihak Kantor Teknis Haji belum juga menerima email tiket yang dijanjikan sampai batas waktu yang ditentukan, pukul 15.00 WAS. Jauhari bertindak, Kemal dikontak. Dari situ, diketahui bahwa Kemal gagal mendapatkan tiket Emirat Airline karena permasalahan sistem.
Kantor Teknis Haji lalu meminta Kemal untuk segera mencari alternatif penerbangan lainnya. Kira-kira pukul lima sore waktu Saudi, Jauhari mendapatkan informasi dari Kemal bahwa jamaah akan diterbangkan dengan Royal Brunei pada Selasa (08/03).
Setelah mendapatkan copy tiket penerbangan Royal Brunei BI082 ETA dengan jadwal penerbangan pada hari Selasa pukul 18.40 waktu Saudi, Jauhari menyampaikan informasi tersebut kepada perwakilan jamaah. Jauhari berharap, kepastian informasi ini akan sedikit memberikan ketenangan kepada mereka.
“Dan alhamdulillah, sesuai jadwal yang tertera di tiket, para jamaah umrah itu akhirnya bisa diterbangkan ke Tanah Air pada hari Selasa,”tutup Jauhari menceritakan kronologis jamaah terlantar tersebut. (jwt/Kemenag)