Chanelmuslim.com- Beberapa hari terakhir ini, publik di Jerman dihebohkan dengan tayangan iklan layanan masyarakat tentang jilbab. Iklan yang disponsori UNESCO ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa toleransi warga Jerman terhadap muslimah berjilbab.
“Nikmati perbedaan, mulailah toleransi,” ucap wanita bule berjilbab, bermata biru, di sebuah iklan layanan masyarakat yang tayang di Jerman.
Iklan berdurasi 18 detik ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa toleransi warga Jerman terhadap muslimah berjilbab.
Iklan dimulai dengan tayangan sebuah teks bertuliskan ‘Wanita Turki Mengenakan Jilbab’, sambil tayangan memperlihatkan seorang wanita yang tampak membelakangi kamera.
Namun, ketika wanita berputar arah, tampaklah bahwa ia bukan wanita Turki. Tetapi sesosok wanita berkulit khas Jerman. Wanita itu pun berucap, “Aku juga berjilbab. Cantik kan?”
Jilbab dan Penangkal Kejahatan Seksual di Jerman
Jerman mengizinkan 2 juta imigran muslim yang mengalir melalui perbatasan dalam kurun dua tahun ini. Hal ini dianggap oleh kelompok konservatif sebagai bunuh diri bangsa Jerman secara nasional.
Di sisi lain, fenomena jilbab yang mencirikan seorang muslimah, memberikan pelajaran tersendiri untuk wanita Jerman yang begitu masif mengalami kejahatan seksual.
Bahkan Institut Gatestone menyebut kejahatan seksual di Jerman sudah tergolong epidemik atau gawat. Dan data yang tidak dilaporkan pemerintah jauh lebih besar dari yang termuat di media massa.
Menurut Andre Schultz, kepala bagian kriminal polisi Jerman, lebih dari 90 persen kejahatan seksual yang marak di Jerman sejak 2014 tidak pernah terlaporkan dalam angka statistik.
“Jadi, salah satu cara untuk menangkal maraknya kejahatan seksual yang dialami kaum wanita Jerman adalah dengan mengenalkan busana jilbab. Selain untuk menumbuhkan rasa toleran,” ucap Robert Spencer, seorang penulis terkenal di Jerman.
Benarkah Jilbab Seperti yang Diiklankan Itu?
Menurut Robert Spencer, busana yang dikenakan artis iklan jilbab tersebut bukanlah busana jilbab seperti yang dimaksudkan dalam ajaran Islam. Itu hanya balutan slayer dengan sedemikian rupa sehingga menutupi seluruh area kepala, khususnya rambut.
Menurutnya, tujuan utama dari iklan layanan sosial itu untuk menumbuhkan rasa toleransi terhadap umat Islam yang terus-menerus mendapatkan sikap kebencian dari masyarakat yang berbeda secara ideologi dan keyakinan.
Perlawanan dari Kelompok Anti Islam
Kelompok anti Islam di Jerman bereaksi keras terhadap iklan itu. Salah satu tokohnya bernama Pamela Geller. Menurutnya, iklan itu bukan sekadar menipu, tapi sudah memperlihatkan rasa takluk dengan budaya asing.
“Pemerintah Jerman sudah memaksa warganya untuk rela menerima kedatangan begitu banyak warga pendatang muslim ke negara ini, dan iklan ini, adalah bentuk lain dari pemaksaan terhadap warga untuk menerima budaya Islam,” komentar Geller.
Geller juga menambahkan, “Coba, bisa tidak Arab Saudi juga menayangkan iklan serupa di sana, seorang wanita Saudi keluar rumah tanpa jilbab untuk menumbuhkan rasa toleran warga Saudi terhadap yang tidak mengenakan jilbab.”
“Ini benar-benar menandakan bagaimana Jerman sudah tertaklukkan dengan budaya asing!” tegas Geller.
Beberapa tahun belakangan ini, Eropa benar-benar mengalami perubahan luar biasa terhadap fenomena Islam di sana. Mulai dari para pejabat yang mulai pro Islam, dan sekian banyak warga asli yang begitu tertarik dengan ajaran Islam, khususnya busana muslimahnya. (mh/wnd.com)