GAZA Utara kini hanya memiliki tiga rumah sakit yang beroperasi, melayani sekitar 900.000 orang di sana, dan rumah sakit tersebut hampir runtuh, demikian laporan dari seorang pejabat tinggi Kementerian Kesehatan Gaza.
Dilansir dari TRT World, serangan besar-besaran Israel telah menjerumuskan sistem kesehatan di Gaza ke dalam kondisi yang sangat dahsyat, karena Israel hanya mengizinkan sedikit bantuan ke wilayah kantong yang terkepung itu selama jeda kemanusiaan selama empat hari.
“Jumlah bantuan medis dan bahan bakar yang tiba di Gaza, terutama wilayah utara Jalur Gaza, sangat terbatas dan tidak mencukupi, mengingat kondisi kesehatan rumah sakit yang sangat buruk,” Munir Al Bursh, direktur jenderal Kementerian Kesehatan Gaza dikutip dari Anadolu pada Ahad.
“Obat-obatan dan pasokan medis harus dibawa ke Gaza dalam jumlah besar, sejalan dengan situasi kesehatan yang buruk di jalur tersebut,” tambahnya.
Baca Juga: Inilah Kenapa Tiga Relawan WNI di Gaza Tetap Bertahan
Hanya 3 Rumah Sakit yang Masih Beroperasi di Gaza
Dia menekankan perlunya memperkuat sistem kesehatan di Gaza dan wilayah utara serta menyediakan layanan kesehatan yang memadai.
“Hanya tiga rumah sakit yang beroperasi di Jalur Gaza utara, yaitu Al Maamadani, Al Awda, dan Kamal Adwan,” kata Bursh.
Dia menggambarkan situasi kesehatan di Gaza secara umum sebagai “bencana yang luar biasa dan kurangnya komponen kesehatan yang diperlukan.”
Kamis lalu kantor media pemerintah di Gaza mengatakan bahwa 26 rumah sakit dan 55 pusat kesehatan di wilayah tersebut tidak dapat beroperasi. Pasukan Israel juga menargetkan 55 ambulans, sementara puluhan lainnya tidak dapat digunakan karena kekurangan bahan bakar.
[Ln]