KETUA Umum Persaudaraan Muslimah (Salimah), Etty Pratiknyowati, menjelaskan berbagai program ekonomi yang dilaksanakan oleh ormas Salimah. Ia merinci Gerakan Ekonomi Nasional (GEN) Salimah ketika menjadi pembicara pada Seminar on Financial Inclusion and Sustainable Economics yang diselenggarakan Bank Indonesia sebagai bagian dari kegiatan G20 dan ISEF Indonesia pada Rabu (20/4).
Seminar yang dilaksanakan secara daring menampilkan 10 tokoh nasional, di antaranya Gubernur BI DR Perry Warjiyo dan Rektor UIII Prof DR Komaruddin Hidayat.
Menurut Etty, GEN Salimah bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan, anak, dan keluarga Indonesia di sektor ekonomi. GEN Salimah terdiri atas lima gerakan, yaitu produktivitas, menabung, hemat, belanja, dan investasi.
“Gerakan ini mengajak keluarga Indonesia untuk produktif, memiliki gaya hidup hemat, menabung, membeli produk-produk Salimah atau produk anggota Salimah dan koperasi, serta berinvestasi dalam bentuk saham di PT Salimah Prakasa Cemerlang,” jelas Etty.
Sejak tahun 2006 Salimah mulai mendirikan Koperasi Syariah Serba Usaha Salimah (Kossuma). Saat ini Kossuma berdiri di 87 daerah di seluruh Indonesia.
Kossuma bertujuan untuk membantu anggota dan masyarakat terhindar dari jeratan riba yang diharamkan dalam Islam. Kehadiran Kosuma sangat membantu anggotanya selama pandemi, baik memenuhi kebutuhan modal usaha maupun kebutuhan lainnya.
Pada tahun 2020 Salimah meluncurkan Outlet yang bertujuan untuk mendukung pengembangan bisnis anggota koperasi. Hingga kini 485 outlet Salimah telah dibuka di seluruh wilayah Indonesia.
Dalam mengembangkan keuangan digital, Koperasi Salimah Sejahtera Indonesia (KSSI) meluncurkan produk digital K@SI Mobile. Platform koperasi ini merupakan wujud nyata peran Salimah dalam mendukung program pemerintah di bidang kesejahteraan dan kewirausahaan.
Selain itu, Salimah juga mengembangkan bisnis berupa frozen food dibawah PT Salimah Prakarsa Cemerlang (PT SPC) dengan merk Salimah Food. Melalui produk ini, Salimah menyediakan makanan halal dan baik yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia.
“Di masa PPKM, permintaan terhadap Salimah Food meningkat. Dukungan modal usaha diperoleh dari penjualan saham dan pengumpulan wakaf melalui Lembaga Wakaf Salimah,” lanjut Etty.
Program ekonomi selanjutnya adalah pemberdayaan 1000 janda yang kehilangan suami akibat pandemi covid-19. Mereka diberi batuan modal usaha yang diperoleh dari para donatur dan organisasi mitra Salimah.
Salimah tidak hanya melakukan pendekatan dari segi ekonomi, tetapi juga penguatan psikologis. Program dakwah Salimah menyerukan kepada anggota dan masyarakat untuk bersabar menghadapi ujian Allah.
Semangat membantu satu sama lain diwujudkan melalui program Jumat Berkah dengan memberi makanan pokok untuk masyarakat. Dukungan datang dari masyarakat, organisasi mitra Salimah, dan CSR.
Salimah juga melaksanakan training untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang nutrisi. Kegiatan ini dilaksanakan secara luring dan daring hingga menyentuh masyarakat pedesaan.
Didirikan pada tahun 2000, saat ini Salimah telah memiliki struktur di 34 provinsi, 371 kabupaten/kota, 1745 kecamatan, 603 kelurahan, dan 1 perwakilan luar negeri di Taiwan . Visi Salimah adalah menjadi ormas perempuan pelopor untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan, anak, dan keluarga Indonesia.
“Kami berharap pengalaman ini terkait tema seminar yaitu inklusi finansial dan ekonomi yang berkelanjutan serta memberikan masukan untuk strategi keuangan syariah dan mendukung kebijakan strategis,” tutup Etty. [Mh/Salimah]