• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Rabu, 10 September, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Berita

Cerita PKI di Jogokariyan

Januari 30, 2019
in Berita
81
SHARES
624
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

Oleh: Yons Achmad 
(Kolumnis, tinggal di Depok)

ChanelMuslim.com- Lebaran kemarin saya dan keluarga berkunjung ke Masjid Jogokariyan. Kami seminggu  tinggal di penginapan sederhana di atas masjid itu. Kami rencananya, bulan Ramadhan mau itikaf di sana. Sayangnya, penginapan masjid semua penuh. Akhirnya, baru kesampaian selepas lebaran beribadah di sana dan tentu saja mendengar sedikit cerita tentang keberadaan Masjid Jogokaryan yang kini menasional, menjadi referensi bagi masjid-masjid di Indonesia.

Salah satu cerita yang saya dapat tentang sejarah PKI di Jogokariyan. Ya, dulu kampung itu memang pernah menjadi basis PKI. Cerita ini saya dapatkan dari penjelasan takmir masjid plus referensi buletin yang diterbikan. Kabarnya, asal mulai nama Jogokariyan berasal dari Jogokariyo. Nama salah satu kesatuan prajurit abdi dalem kraton.  Sebuah nama kampung  yang sengaja dibuka oleh Sultan. Ini untuk antisipasi penduduk ndalem keraton yang sudah penuh sesak. Makanya, para “bergodo” prajurit itu harus dipindah keluar beteng bersama keluarganya. 

Sebab lain adalah dipersempitnya peran prajurit keraton. Semula, mereka seorang prajurit yang tentu saja bertugas dalam peperangan, lantas dipersempit perannya sekadar menjadi prajurit upacara saja. Konon, jumlahnya yang semula 750 orang, hanya menjadi sekitar 75 orang saja. Maka, para abdi dalem itu kemudian harus keluar dari keraton. Akibat kehilangan jabatan dan pekerjaan, maka mereka terpaksa harus menyesuaikan diri.

Layaknya aparat atau prajurit keraton mereka hidup cukup mapan. Semacam para ASN jaman kita sekarang. Tapi, ada kebiasaan buruk para abdi dalem waktu itu. Diantaranya, suka sekali berjudi, mabuk bahkan nyandu. Mereka terbiasa menerima gaji secara rutin, ketika gajinya dihentikan dan mereka kehilangan pekerjaan,  membuat mereka syok. Sultan memang tak melepas mereka begitu saja. Mereka diberi sawah (palungguh) untuk dikelola. Sayangnya, mereka gagal menyesuaikan diri menjadi petani dan banyak tanah serta pekarangan dijual kepada para pengusaha Batik.

Akhirnya, anak turun para mantan prajurit itu banyak yang kemudian sekadar menjadi buruh di pabrik-pabrik Batik. Itulah masa suram bagi para keturunan abdi dalem prajurit “Jogokariyo”. Mereka gagal menyesuaikan diri dan kemudian menjadi buruh-buruh miskin, jauh dari kemakmuran. Padahal, mereka punya gelar bangsawan yang tak bisa dianggap remeh waktu itu. Seperti gelar Raden atau Raden Mas. 

Nah, kesenjangan demikian yang kemudian, pada periode sejarah selanjutnya dimanfaatkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).  Isu yang disuarakan adalah sentiment kelas. Tentu saja sentiment buruh dan majikan.  Janji-janji kemakmuran disuarakan oleh PKI, yang tentu saja disambut antusias warga Jogokariyan. Sayangnya, janji-janji itu tak pernah ditepati. Sampai, terjadilan tragedi pengkhianatan PKI di tahun 1965. Banyak warga yang ditangkap dan diciduk aparat.

Di masa kritis itulah momentum perubahan terjadi. Momentum mengubah masyarakat yang telah rusak. Dengan mabuk dan judi sebagai kebiasaan, plus tak kenal agama, menjadi masyarakat yang lebih beradab. Maka, masjid Jogokariyan resmi berdiri di tahun 1966. Setahun setelah tragedi pengkhianatan PKI atas NKRI. Ditandai dengan peletakan batu pertamanya. Kini, seperti kita kenal luas, Masjid Jogokariyan telah melaksanakan fungsinya sebagai agen perubahan. Dari masyarakat yang dulu “abangan” komunis menjadi masyarakat Islami berbasis masjid.

Tapi, apakah dengan hadirnya masyarakat Islami di Jogokariyan berarti telah meninggalkan kebudayaan Jawa? Tentu tidak.  Hal itu diterangkan oleh Ustadz Jazir selaku sesepuh di Masjid Jogokariyan. Dikatakan bahwa secara historis, kampung Jogokariyan adalah wilayah Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang dikhususkan untuk prajurit Jogokariyo. Jadi,  warga Jogokariyan adalah keturunan prajurit unggulan. 

Pengurus masjid tentu saja ingin mempertahankan nilai-nilai ke-Ngayogyakarta-nan yang hakikatnya diambil dari nilai-nilai Islam. Namun, mereka tidak ingin disalahpahami sebagai Jawa yang lekat dengan kesyirikan. Itu sebabnya mereka mendeklarasikan diri sebagai orang Jawa yang sudah bertaubat dari nilai-nilai kejawen konvensional yang terkontaminasi dengan kesyirikan. Warga Jogokariyan kini adalah orang Jawa yang menjunjung tinggi Tauhid. Itu sebabnya, bendera Tungul Wulung yang didalamnya terdapat kalimat Tauhid selalu dibawa ketika mengikuti aksi bela Islam. 

Kini, masyarakat di sana sudah makmur berbasis masjid.  Saya pernah dengar ceramah  Subuh Ustadz Reza Syarif,  di Masjid Nurus Salam Depok. ada 3 tipe pembangunan masjid. (1) Membangun Masjid, (2) Memakmurkan Masjid, (3) Memakmurkan Jamaah. Nah, Masjid Jogokariyan saya kira sudah bisa memakmurkan jamaah, bukan berlomba memakmurkan masjid dengan saldo yang berlimpah. Justru, saldo kas masjid di sana selalu di nol kan untuk semuanya digunakan demi kemakmuran jamaah.  Itulah wajah Jogokariyan kini.

Di awal tahun 2019 (27/1), ada insiden serangan ke Masjid oleh kelompok “Abangan”.  Warga kampung Jogokariyan saya kira sudah begitu kuat. Mereka sebenarnya bisa saja meratakan dengan tanah kantor kelompok “Abangan” di wilayah itu. Tapi, mereka saya kira memang tak berniat melakukannya. Kenapa? sebab bagi mereka, saya kira Dakwah adalah merangkul, bukan memukul. [Mh]

Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

5 Ide Game Melatih Akhlak Baik untuk Anak Pra Sekolah

Next Post

Makan Siang Istimewa dengan Tumis Ampela Puntren Pedas

Next Post

Makan Siang Istimewa dengan Tumis Ampela Puntren Pedas

Raih Pendanaan Lahan Rp2,52 Triliun, Jasa Marga Percepat Pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi

Queen of Pop Malaysia Siti Nurhaliza Gelar Konser Tur Terbesar di Tiga Negara

  • Kenali Fenomena Epsilon Perseids yang Akan Terjadi pada 9 September 2025

    Kenali Fenomena Epsilon Perseids yang Akan Terjadi pada 9 September 2025

    69 shares
    Share 28 Tweet 17
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7343 shares
    Share 2937 Tweet 1836
  • Surat At-Takwir Ayat 1-14, Manusia Kelak akan Mengetahui Apa yang Dikerjakannya Selama di Dunia

    781 shares
    Share 312 Tweet 195
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    2982 shares
    Share 1193 Tweet 746
  • Doa untuk Palestina Lengkap beserta Artinya

    1344 shares
    Share 538 Tweet 336
  • Kisah Hasan bin Tsabit Dibayar Mahal untuk Menjelekkan Rasulullah, Tapi ini yang Terjadi

    457 shares
    Share 183 Tweet 114
  • Bersama BSI, Maher Zain Akan Gelar Konser di Tiga Kota Besar Indonesia pada November 2025

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Penjelasan Ustaz Adi Hidayat tentang Hukum Shalat Sendiri di Rumah bagi Laki-Laki

    1745 shares
    Share 698 Tweet 436
  • Ratusan Sineas Menolak Kerja Sama Perfilman dengan Israel

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    4899 shares
    Share 1960 Tweet 1225
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga