ChanelMuslim.com—Sehari setelah penangkan (almarhum) Siyono, tim khusus Detasemen Antiteror 88 menggeledah kediamannya. Tak hanya itu, Densus 88 juga menggeledah Raudatul Athfal Terpadu (RAT) atau TK Amanah Ummah yang terletak di Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Cawas, Klaten, Jawa Tengah itu.
Penggeledahan itu dilakukan pada saat murid-murid tengah melakukan kegiatan belajar mengajar. Aparat yang berseragam komplit beserta perlengkapan senjata yang canggih itu, tentu membuat anak-anak ketakutan.
Di antara murid itu terdapat anak yang mengalami trauma berhari-hari. Salah satunya adalah Musa Ansyori (9). Ayah Musa, Agus Sunaryo, mengungkapkan anaknya sempat bersikap murung dan tak mau bertemu dengan banyak orang. “Bahkan sekitar tiga hari setelah kejadian, dia sering mengigau dan menangis tanpa sebab,” katanya, Senin (18/4/2016).
Agus mengatakan Musa seringkali menyebut kata ‘polisi tembak’. Putranya itu juga sempat tak mau sekolah selama satu minggu pascapenggeledahan. Untuk menghilangkan trauma itu Agus mengaku selalu mengajak Musa jalan-jalan terlebih dahulu untuk membujuknya ke sekolah. “Ya saya putar-putarkan dulu sebelum ke sekolah, saya ajak jalan-jalan dulu supaya mau sekolah,” imbuh dia.
Trauma psikis yang dialami anak-anak tersebut sudah diingatkan oleh Komnas Perlindungan Anak pasca penggeledahan itu. Saat itu, Wakil Ketua KPAI Susanto mengingatkan agar pola kerja pola kerja Densus 88 Kepolisian RI harus tetap dalam ranah perlindungan anak dan memperhatikan asas kepatutan. “KPAI menilai positif kecepatan Densus 88 dalam menangani terorisme. Namun, perlindungan anak tetap harus dikedepankan,” tandasnya.
Demi mengobati trauma psikis tersebut, Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, beserta tim berkunjung ke TK Amanah Ummah, Senin (18/4/2016). Kak Seto, sapaan akrabnya, memberikan trauma healing pada murid-murid itu. Selain memberikan hiburan bagi siswa-siswi itu, Kak Seto juga ingin menegaskan kepada pihak aparat untuk memperhatikan hak anak.
“Ya saya dari awal mengkritisi tindakan ini, dimanapun juga apakah demi keamanan negara, saya kira penting memang melakukan itu. Namun saya mohon kepedulian yang sangat serius terhadap kondisi setiap anak, apakah itu terduga teroris, terduga koruptor atau pencopet, anak-anak harus dipisahkan anak-anak harus dilindungi” ucap Kak Seto.
Tindakan yang dilakukan Densus 88 dalam melakukan penggrebekan maupun penangkapan yang disitu terdapat anak-anak menjadi perhatian khusus Kak Seto.
“Mohon ini juga didengar petugas kepolisian untuk tetap menjadi sahabat anak-anak Indonesia. Sehingga apapun juga anak-anak tetap harus menjadi prioritas utama, dilindungi dari berbagai goncangan kejiwaan. Akibat tindakan yang mungkin ini tindakan kurang profesional kalau dilihat dari kacamata anak-anak” tegasnya.
Lebih lanjut Kak Seto berpendapat hal ini sebagai barometer bahwa anak-anak kecewa akibat trauma, maka diharapkan petugas sebagai ujung tombak penindakan memperhatikan kesehatan dan keselamatan jiwa anak-anak.
Kedepan Kak Seto menginginkan peran masyarakat dan media jika terjadi kasus yang sama untuk berani mengungkap ke permukaan. ”Dimanapun juga kalo ada pelanggaran hak-hak anak oleh siapapun juga, termasuk oleh negara mohon itu berani diungkapkan” pintanya. (mr/metrotvnews/tribunnews/foto: beritajateng)