YAYASAN Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP) menyelenggarakan sebuah pertemuan dialog yang sarat makna, menghadirkan tokoh penting pergerakan Palestina, Dr. Mustafa Barghouti, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Inisiatif Nasional Palestina.
Dalam pidato sambutannya, Dr. Barghouti menyampaikan pesan kuat yang merefleksikan semangat dan keteguhan rakyat Palestina.
Ia menegaskan bahwa bangsa Palestina secara bulat dan konsisten menolak segala bentuk pengusiran, baik yang bersifat fisik maupun politis, yang dilakukan terhadap mereka.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dalam konteks ini, ia juga menyoroti tekad kuat rakyat Palestina untuk tetap bertahan dan tidak meninggalkan tanah air mereka, meskipun harus menghadapi berbagai bentuk kekejaman seperti perang pemusnahan massal, blokade yang melumpuhkan kehidupan, serta ancaman kelaparan yang disengaja sebagai alat penindasan.
Acara penting ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh terkemuka dari dalam negeri, termasuk para pejabat tinggi negara, anggota parlemen dari berbagai fraksi politik, perwakilan lembaga-lembaga sipil dan keagamaan, serta tokoh-tokoh politik nasional.
Tidak hanya itu, media lokal maupun internasional juga hadir meliput, yang menandakan tingginya perhatian dunia terhadap isu Palestina, khususnya tragedi kemanusiaan yang sedang berlangsung di wilayah Gaza.
Barghouti di Jakarta: Kami Menolak Pengusiran dan Tetap Bertahan di Tanah Kami
Kehadiran media ini juga menjadi cerminan bahwa masyarakat internasional, termasuk Indonesia, terus mengikuti perkembangan situasi yang semakin memburuk tersebut.
Di bagian awal acara, Ketua YPSP, Ahed Abu Alatta, menyampaikan sambutan pembukaan yang penuh empati dan semangat solidaritas.
Ia menyambut para tamu dan pembicara dengan hangat, seraya mengingatkan bahwa pertemuan ini berlangsung dalam suasana yang sangat memprihatinkan.
Ia menjelaskan bahwa agresi militer terhadap Gaza masih terus berlanjut hingga hari ini.
Dalam situasi itu, rakyat Palestina menghadapi berbagai bentuk kekerasan sistematis, termasuk perang pemusnahan yang terencana dan kebijakan kelaparan yang digunakan sebagai senjata untuk melemahkan daya tahan dan semangat perjuangan mereka.[Sdz]