Chanelmuslim.com – Menjaga kesehatan reproduksi (kespro) penting diajarkan sejak dini pada anak. Baik anak laki-laki maupun perempuan harus mendapatkan itu, terutama dimulai dari keluarga lebih dulu.
dr Arietta Pusponegoro SpOG(K) dari RS Cipto Mangunkusumo mengatakan, pendidikan kespro penting diajarkan pada anak, baik laki-laki maupun perempuan sejak dini. Pada anak laki-laki, mereka mengerti kapan dianggap aqil baligh dan mereka paham apa itu mimpi basah.
“Kalau sudah mimpi basah berarti spermanya sudah mampu membuahi. Nah, bagaimana dia menjaga nanti agar bila tiba saatnya menikah, kesehatan reproduksinya tetap terjaga,” kata dr Arietta.
Wejangan yang diberikan pada anak laki-laki termasuk juga agar mereka tidak terpapar narkoba dan seks bebas. Atau dengan kata lain, anak laki-laki bisa menjaga dirinya.
“Paling sering remaja pria terpapar seks bebas, itu bisa berisiko jadi IMS, infeksi menular seksual kan. Kemudian ingat, kalaupun terkena, jangan cari pengobatan sendiri. Kadang kan mereka bisa dapat info yang kurang tepat,” tambah dokter yang juga praktik di RS Medistra ini.
Dalam memberi pendidikan seksual sejak dini, dr Arietta tak menampik kurangnya waktu yang dimiliki bisa membuat orang tua dan anak tidak punya waktu berdiskusi soal seksualitas dan kesehatan reproduksi. Selain itu, masih ada juga beberapa orang tua yang sungkan membicarakan topik ini dengan anak mereka.
dr Arietta mengatakan, kesungkanan yang terjadi dipengaruhi berbagai faktor misalnya daerah tempat tinggal, tingkat pendidikan orang tua, dan budaya.
Lalu, apa yang bisa dilakukan orang tua agar tidak merasa sungkan memberikan pendidikan seks dini pada buah hatinya?
“Kita mulai dari diri kita sendiri. Seperti pasangan mempersiapkan kehamilan, tiga sampai enam bulan sebelumnya kan mesti dipersiapkan. Sama seperti orang tua, siapkan anaknya supaya nanti kehidupan kespronya sehat,” tutur dr Arietta.
Bagaimana caranya?
Sebelum anak lelaki mimpi basah, ajari dulu ia soal mimpi basah. Lalu, ajari anak tentang kespro dari hal-hal sederhana seperti perbedaan anak laki-laki dan perempuan. Kemudian, bagaimana menjaga diri sendiri, misalnya yang boleh memegang kelaminnya hanya dirinya, ayah atau ibu saja.
“Terus diajarin sentuhan baik dan tidak baik itu yang seperti apa. Dan dalam melakukan ini disesuaikan dengan usia anak ya. Yang jelas orang tua harus dekat sama anaknya, supaya anak bisa curhat sama ortunya,” pungkas dr Arietta.(ind/dethealth)