ORANGTUAKU selalu pulang malam. “Gimana yaa.. sudah jam 8 malam nih, ibu belum pulang, ayah juga susah dihubungi, telepon dimatikan.
Ah ayah.. kalau pas di rumah, biasanya sibuk sms-an dan bb-an sana-sini, namun kalau dihubungi susahnya setengah mati,“ Annisa mengeluh dalam hati.
“Ibu juga belum pandai menyetir, dan ibu tidak tahu jalan, pasti ibu tidak bisa menembus jalan tikus, pasti hanya lewat jalan utama yang lurus-lurus saja, sehingga tahu sendirilah ibu, jam berapa akan sampai di rumah, yaa Allah.. kenapa ibu dan ayah selalu pulangnya malam-malam begini..” lanjut Annisa mengeluh.
Baca Juga: Pola Pendidikan saat Ayah Jarang Pulang
Orangtuaku Selalu Pulang Malam
Annisa hampir menangis memikirkan ayah dan ibu yang sibuk bekerja dan selalu pulang malam. Annisa berpikir keras dan akhirnya dalam kegelisahan Annisa pun tertidur lelap.
Ketika terbangun satu jam kemudian, Annisa dengan gagap melihat jam dinding sudah pukul 21.15.
“Sebentar lagi toko tutup, sedangkan aku harus mencari barang-barang yang dibutuhkan untuk tugas-tugas besok, betapa malunya aku bila hanya aku yang tidak membawa apa-apa,” pikir Annisa galau.
“Minggu lalu juga aku tidak bawa buah-buahan yang disuruh oleh guruku, buah yang tidak mengandung biji, lalu minggu sebelumnya lagi aku juga tidak sanggup mengerjakan soal-soal essay bahasa Inggris, ibu kan jago bahasa Inggris, mustinya ibu bisa bantu aku, namun ibu kalau pulang pasti lelah dan hanya tersenyum sambil memejamkan mata, akh,, ibuu, kokk aku kayak tidak punya ibu dan tidak punya ayah yaa.. semua aku kerjakan sendiri” Annisa mengeluh dalam hati.
Malam semakin kelam, sayup-sayup suara tukang sate terdengar, dan perut Annisa menjadi bertambah keroncongan.
Sepintas Annisa berpikir nakal, “mungkin lebih baik aku menjadi anak tukang sate itu yang suaranya kerap menemaniku di kala malam, daripada ayah dan ibu yang sampai malam begini belum juga pulang, aku punya ayah dan ibu, namun aku merasa tidak memliki ayah dan ibu, aku punya ayah dan ibu, namun rasanya seperti anak yatim piatu.. ohh ibu.”
Alangkah benarnya seorang penyair mengatakan, bukanlah anak yatim piatu itu adalah anak yang kedua orang tuanya telah tiada, tetapi anak yatim piatu adalah anak yang orang tuanya menelantarkan dia.
(15 Maret 2015)
Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter (X):
https://twitter.com/mamfifi_jisc
Tiktok:
https://www.tiktok.com/@mamfifi_jisc