ChanelMuslim.com – Bagaimana pola pendidikan saat ayah jarang pulang? Suami saya bekerja di luar kota di daerah pertambangan Papua dan hanya pulang setahun sekali. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana pola pendidikan anak saat ayahnya bekerja di luar kota yang hanya setahun sekali pulangnya?
Konsultan parenting dari Rumah Pintar Aisha Randy Ariyanto W. menjelaskan bahwa bagi keluarga yang ayahnya bekerja di luar kota sehingga jarang sekali bertemu dengan anaknya maka kita perlu meneladani Nabi Ibrahim dan anaknya Nabi Ismail.
Nabi Ibrahim bertemu sedikit sekali dengan anaknya, Nabi Ismail. Namun, Nabi Ibrahim mampu mendidik anaknya menjadi sosok anak yang sholeh, bertaqwa dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya.
Baca Juga: Mengenal Zona Pendidikan Anak
Pola Pendidikan saat Ayah Jarang Pulang
Menurut saya, langkah-langkahnya sebagai berikut.
1. Antara Ayah dan Bunda perlu menetapkan visi besar bersama yang mencakup visi keluarga juga termasuk visi dalam mendidik anak-anaknya.
Seringkali saya menawarkan visi keluarga yakni masuk surga sekeluarga. Jadi setiap rencana dan aktivitas keluarga tersebut berjalan untuk mencapai visi bersama masuk surga sekeluarga.
Lalu perlu juga visi terhadap perkembangan anak ke depan. Ayah dan Bunda harus bersepakat kira-kira anak ini kecenderungannya menjadi apa saat sudah dewasa, apakah menjadi ulama, penghafal Al Quran,
atau menjadi dokter yang sholeh dan bermanfaat bagi banyak orang, menjadi guru yang sholehah dan bermanfaat bagi banyak orang atau menjadi seperti apa, coba didiskusikan.
Pastikan bahwa visi pengasuhan anak itu harus merujuk pada visi besar keluarga yakni masuk surga sekeluarga maka jika anak punya cita-cita menjadi dokter maka tidak berhenti hanya sampai menjadi dokter saja tetapi menjadi dokter yang sholeh dan bermanfaat bagi banyak orang.
2. Setiap Ayah pulang ke rumah, Ayah perlu meluangkan waktu yang panjang, ngobrol yang lama dengan Bunda terkait perkembangan anak.
Ayah harus paham betul bagaimana perkembangan anak saat ini, selalu evaluasi capaian sebelumnya dan rumuskan kembali apa yang akan direncanakan nantinya.
3. Bunda perlu memberitahu dan memahamkan kepada anak, tentang kebaikan dan rasa sayang ayahnya kepada anaknya.
Terus saja sampaikan kepada anak akan sosok ayahnya yang baik, sayang dan yang membanggakan meskipun saat ini belum bisa bersama-sama dengan mereka.
4. Di saat Ayah pulang, Ayah harus lebih sering menghabiskan waktu bersama anak. Ayah harus mencukupi nutrisi spiritual dan psikologis anak.
Ayah harus lebih sering bermain bersama, menemani belajar, bercerita, mendongeng, bercanda dan tertawa bersama.
Dalam ruang spiritual maka ayah perlu mengajak anak untuk bersama-sama melakukan ibadah seperti puasa bersama, sholat malam bersama, sholat ke masjid bersama, mengaji bersama dsb.
5. Dalam moment tertentu, misalnya saat anak tampil pentas maka Ayah perlu menelpun anak untuk menunjukkan kebanggaan ayah kepada anaknya.
Ayah harus terlihat antusias, senang, bangga saat menelpun anaknya.
Misalnya “Wah Nak, Ayah bangga sekali kamu bisa pentas. Andai Ayah bisa datang pasti ayah akan duduk di bangku terdepan. Oiya, bunda tolong ya bunda rekam dari awal sampai akhir, Ayah pengen banget lihat kakak tampil, jangan sampai lupa ya Bun, pokoknya Bunda harus rekam dan segera kirim ke ayah ya”.
Jika anak misalnya akan ulang tahun, maka Bunda harus memberi tahu ayahnya. Anak akan merasa senang sekali jika yang mengucapkan ulang tahun pertama kali adalah ayahnya.
Ia akan kaget, surprise jika yang mengucapkan pertama kali itu ayahnya. Momen yang spesial yang mungkin sulit sekali dilupakan anak.[ind]