ChanelMuslim.com – Beberapa waktu lalu, publik Indonesia dikejutkan dengan wasiat seorang transgender yang ingin dimakamkan selayaknya jenazah perempuan. Ustaz Adi Hidayat, Lc menjelaskan mengenai persoalan ini.
“Pertama, kita doakan dulu ya, semoga diberikan kesehatan kebaikan dan dengan keadaan sehat kuat dan baik itu mampu menatap segala hal dengan bijak dengan mulia dan tentu mendapat bimbingan dari Allah subhanahuwata’ala,” ujar Ustaz Adi Hidayat dalam laman Youtube-nya, 3 Februari 2022.
Setelah itu, seorang muslim sebisa mungkin menjelaskan dengan cara yang bijak dan lembut untuk memberikan pemahaman sesuai kadar kemampuannya terkait dengan tuntunan syariat.
“Boleh jadi kan di antara kalangan kerabat saudara-saudara kita atau teman kita ada yang belum memahami dengan baik tuntunan-tuntunan dalam syariat. Nah yang belum paham itu diberikan pemahaman sesuai dengan kadar kemampuan untuk menerimanya dengan baik,” tambahnya.
Dalam Islam, jelas Ustaz Adi Hidayat, mengikat hukumnya bagi setiap muslim terkait orang-orang yang melakukan perubahan tampilan fisik.
“Yang disebut dengan transgender misalnya, termasuk perbuatan yang terlarang, tidak dibenarkan oleh agama,” jelasnya.
Ada beberapa pertimbangan mengapa perbuatan tersebut terlarang, yaitu pertama: mengubah fitrah kehidupan; dan kedua: ada hikmah kehidupan untuk menyempurnakan keadaan keluarga.
“Fitrah kehidupan yang telah Allah tetapkan yang dengan itu sesungguhnya ada maslahat-maslahat besar untuk kehidupan di tiga alamnya, yaitu di dunia, di alam kubur, sampai dengan akhiratnya, semua itu ada hikmahnya,” ungkapnya.
Baca Juga: Hukum Menjaga Aurat Wanita terhadap Transgender
Pemakaman Transgender, Ini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat
Ustaz Adi Hidayat memberikan contoh pasangan Imran dan Hannah yang mengharapkan bayi laki-laki, tapi Allah Subhanahu wa taala memberikan bayi perempuan, yaitu Maryam.
“Ketika orang tua mengharapkan lahir bayi laki-laki, bisa terlahir perempuan ya seperti Imran dengan Hannah itu berharap kan laki-laki, lahirnya perempuan di Quran surah 3 Ali-Imran ayat 35-36,” kata Ustaz Adi.
Di balik peristiwa itu, Ustaz Adi Hidayat menyebut bahwa ada maslahat baik untuk pribadinya, juga untuk menyempurnakan keadaan di keluarga.
“Menyempurnakan sifat orang tua, menyempurnakan celah-celah di rumah tangga yang tidak nampak di orang tua itu, itu kan Allah yang Maha mengetahuinya sehingga nanti kemaslahatan sakinah mawaddah rahmah itu terlengkapi,” tambahnya.
Kita kemudian mengetahui dari sejarah bahwa lewat Maryam, Nabi Isa alaihis salam lahir.
Ustaz Adi yang biasa disapa UAH itu menegaskan kembali bahwa tidak boleh mengubah tampilan secara fisik karena dapat berpengaruh pada kemaslahatan hidup yang telah Allah tetapkan.
Pasalnya, menurut UAH, manusia mempunyai rasa dan fikiran terbatas, tapi Allah yang Maha Mengetahui dengan luas awalnya tanpa batas yang memberikan kepada kita sebuah gambaran-gambaran dan ketetapan.
Oleh karena itu, UAH menyarankan agar ada teman-teman yang dapat memberikan pencerahan kepada transgender agar tidak bergeser dari kemaslahatan hidupnya.
“Berikan pencerahan supaya tidak bergeser dari kemaslahatan hidupnya dan mengubah perilaku, mengubah tampilan berdampak pada ketenangan dalam berkehidupan,” jelasnya.
Dalam bahasa agama, UAH menjelaskan bahwa dorongan agar kembali ke jalan lurus, yaitu bertobat, memperbaiki diri, dan memohon ampun.
Setelah itu, persoalan dikembalikan kepada hukum Fiqih, yaitu jika awalnya laki-laki, setelah ia wafat, proses pengurusan jenazahnya dan pemakamannya akan disesuaikan dengan fitrah awal penciptaannya.
“Kalau fitrahnya adalah laki-laki sebelum diubah tadi dengan proses tertentu, maka cara-cara memproses kematian juga disesuaikan dengan fitrah awal penciptaannya,” jelas UAH.
UAH mengatakan, jika ia ditakdirkan kembali sehat dan bertobat kembali ke fitrah asal, maasya Allah, hal itu bisa menjadi tanda husnul khotimahnya.
Terakhir, UAH memberikan nasihat bahwa akhir kehidupan seseorang itu bukan berdasarkan komentar dan penilaian manusia di sekitarnya.
“Jadi jangan pernah menjadikan beban hidup kita itu dititipkan komentar orang lain, jangan takut dengan celaan orang kalau berbuat baik, kita dihisab bukan berdasarkan comment, like dan dislike orang lain,” tutupnya.[ind]