Covidku Hilang dengan Bantuan Dzikirullah (Bag. 2)
Aku berharap sampai di Bandung. Bangun langsung meeting. Balik Jakarta dan langsung maghrib gitu. Namun, aku tidur hari Senin dan bangun Selasa. Aku tertidur 24 jam. Dari mobil keluar Jakarta sampai balik ke Jakarta.
Lalu aku diswab dan positif. Aku senyum menenangkan. Sakitnya ibu bagaikan patah tiang bendera istana negara. Lidahku panas, tenggorokan panas. Tapi aku ingatnya aku lagi sahum.
Anakku tidur dengan diam di sampingku. Si sulung menawarkan air minum yang sudah dibacakan Al Baqarah. Dan aku memberikan instruksi kerjaan ke anakku lewat tab. Lalu anakku menebak semua keinginanku dan telepon sana sini.
Alhamdulillah anak-anak kerja di JISc. Jadi tahu ini itu dan menelepon beberapa leaders. Tujuh hari aku sakit dan hari ke-7 sampai 12 berangsur pulih. Aku upayakan bangun dan mencari matahari. Walau tetap tenggorokan menghangat dan bernafas agak susah.
Aku tetap beraktivitas membaca, buat rekaman pembelajaran, meeting zoom, jalan-jalan di teras rumah, motong dahan pohon yang mulai rimbun, ngajar anak (si Ben) yang mau ujian. Dan utamanya tetap tilawah serta banyak berdzikir yang dikeraskan melalui tenggorokan yang panas.
Aku swab 2 kali. Dan setelah isoman, swab PCR lagi dan alhasil rasanya segar seketika di sore hari sebelum maghrib. Karena minum air yang isinya doa dari adikku dan anakku.
Dibacakan ratusan kali shalawat dan Al Baqarah. Dan juga doa sampai menangis. Selain minum vitamin D, dan herbal spirulina dan kapsul safarina, serta e-honey (madu hitam).
Bersambung.
“Dan Kami turunkan dari Alquran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman.” (QS. Al Isra: 82)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: