ChanelMuslim.com – Hubungan antara Ubadah dan Muawiyah beberapa kali diceritakan oleh sejarah tidaklah baik.
Suatu hari berkata Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu: “Kami telah bai’at kepada Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam tidak takut akan ancaman siapapun, dalam menta’ati Allah!”
Dan ‘Ubadah adalah seorang yang paling teguh memenuhi bai’at. Dan jika demikian, maka ia tidak akan takut kepada Mu’awiyah dengan segala kekuasaannya, dan ia akan tegak mengawasi segala kesalahannya!
Sungguh, waktu itu penduduk Palestina menyaksikan peristiwa luar biasa, dan tersiarlah berita ke sebagian besar negeri Islam perlawanan berani yang dilancarkan ‘Ubadah terhadap Mu’awiyah, hingga menjadi contoh teladan bagi mereka.
Baca Juga: Upaya Pembebasan Konstatinopel pada Masa Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan
Antara Ubadah dan Muawiyah
Dan bagaimanapun juga terkenalnya Mu’awiyah sebagai orang yang gigih dan ulet, tetapi sikap dan pendiriannya ‘Ubadah itu tidak urung menyebabkaannya sesak nafas. Hal itu dipandangnya sebagai ancaman langsung terhadap wibawa dan kekuasaannya.
Dan di pihak ‘Ubadah, dilihatnya jarak pemisah di antaranya dengan Mu’awiyah kian bertambah lebar, akhirnya berkata kepada Mu’awiyah: “Demi Allah, saya tak hendak tinggal sekediaman denganmu untuk selama-lamanya!” Lalu ditinggalkannya Palestina dan berangkat ke Madinah.
Amirul Mu’minin Umar adalah seseorang yang memiliki kecerdasan tinggi dan pandangan jauh. Ia selalu menginginkan kepada daerah yang tidak hanya mengandalkan kecerdasannya semata menggunakannya tanpa reserve.
Maka terhadap orang seperti Mu’awiyah dan kawan-kawannya, tidak dibiarkan begitu saja tanpa didampingi sejumlah shahabat yang zuhud dan shalih, serta penasihat yang tulus ikhlas. Mereka bertugas membendung keinginan-keinginan yang tidak terbatas, dan selalu mengingatkan mereka akan hari-hari dan masa Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam.
Oleh sebab itu karena dilihat oleh Amirul Mu’minin bahwa ‘Ubadah telah berada di kota Madinah, ditanyalah: “Apa yang menyebabkan anda kesini, wahai ‘Ubadah?” Dan tatkala diceritakan ‘Ubadah peristiwa yang terjadi antaranya dengan Mu’awiyah, maka kata Umar: “Kembalilah segara ke tempat anda! Amat jelek sekali jadinya suatu negeri yang tidak punya orang seperti Anda” Lalu kepada Mu’awiyah dikirim pula surat yang di antara isinya terdapat kalimat:
“Tak ada wewenangmu sebagai amir terhadap ‘Ubadah.”
Memang, ‘Ubadah menjadi amir bagi dirinya. Dan jika Umar Al-Faruq sendiri telah memberikan penghormatan kepada seseorang setinggi ini, tentulah dia seorang besar! [Ln]
Sumber: Karakteristik Perihidup Enam Puluh Shahabat Rasulullah