ChanelMuslim.com – Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan pernah melakukan upaya pembebasan konstatinopel. Seperti dilaporkan oleh penulis sejarah Bizantium, Theophanes the Confessor, Pasukan Kaum Muslimin datang pada 672–673 Masehi.
Baca Juga: Belajar dari Didikan Orang Tua Sang Pembebas Konstatinopel, Muhammad Al Fatih
Upaya Pembebasan Konstatinopel pada Masa Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan
Dikutip dari channel telegram Generasi Shalahuddin, Armada kekhalifahan mengamankan pangkalan di sepanjang pantai Asia Kecil, dan kemudian melanjutkan untuk memasang blokade longgar di sekitar Konstantinopel.
Kaum Muslimin menggunakan semenanjung Cyzicus di dekat kota sebagai basis untuk menghabiskan musim dingin, dan kembali setiap musim semi untuk melancarkan serangan terhadap benteng kota.
Namun, Romawi Timur di bawah kuasa Kaisar Konstantinus IV berhasil menghadang angkatan laut Umat Islam menggunakan penemuan baru, zat pembakar cair yang dikenal sebagai “Greek Fire.”
Romawi Timur juga berhasil menghadang tentara darat Muslimin di Asia Kecil sehingga pengepungan atas Konstantinopel berhenti. Kemenangan Romawi Timur ini sangat penting bagi eksistensi Konstantinopel, dan Kaum Muslimin mesti menunda mimpi pembebasan itu untuk sementara.
Dalam kisah usaha pembebasan ini ada salah satu sahabat besar yang ikut serta bernama Abu Ayyub Al Anshari. Dalam kitab Siyar A’lam An Nubala, Imam Adz Dzahabi menulis, “Abu Ayyub ikut bertempur kemudian beliau sakit. Kemudian beliau berkata: Jika aku wafat, bawalah ke tempat kalian berjihad. Jika kalian bertemu musuh, kuburkanlah aku di tanah tempat kalian bertempur.
Sesungguhnya aku ingin menyampaikan hadits yang pernah aku dengar dari Rasulullah: siapa yang wafat dalam keadaan tidak syirik kepada Allah, maka ia masuk surga.”
Saat itu, secara fisik, beliau sudah berusia tua. Apabila dicari dari buku-buku sejarah, maka akan ditemukan bahwa beliau berangkat ke Konstantinopel di umur 98 tahun.
Berangkatnya Abu Ayyub tentu menjadi inspirasi hebat bagi seluruh kawula muda Muslimin untuk ikut andil dalam merealisasikan visi Rasulullah untuk membebaskan ibukota Romawi Timur itu.
Fakta hebat lainnya terkait usaha pembebasan ini adalah disebutkan dalam sejarah dinasti Tiongkok dari Buku Lama Tang dan Buku Tang Baru.
Mereka mencatat bahwa ibu kota besar Fu lin, yaitu Bizantium yang besar dan dibentengi dengan baik telah dikepung oleh Da shi, yaitu orang Arab Umayyah) dan komandan mereka “Mo-yi” (Hanzi: , Pinyin: Mó zhuāi fá zhī), yang telah diidentifikasi oleh Friedrich Hirth sebagai Mu’awiyah bin Abi Sufyan. [Cms]