ChanelMuslim.com – Yang saya soroti, kemarin ada acara buka puasa di rumah seorang pejabat. Beliau orang kaya, cuma menu bukanya sesuai banget dengan saya yang lagi mencoba untuk diet; air putih, kurma dan pisang rebus dan kacang-kacangan.
Baca cerita sebelumnya Lain Daerah Lain Menu Berbuka
Wah kalau hujan pas banget tuh, pikir saya. Eh benar juga, pas ba’da magrib ada sedikit hujan bermunculan di teras rumah. Intinya udara dingin menunjang banget dengan menu buka puasanya yaitu cuma soto dan bakwan jagung, sotonya juga nggak komplit. Sotonya hanya semangkuk kecil, tapi pas buat saya.
Saya salut sama sang pejabat. Beliau berusaha menerapkan konsep berbuka itu bukan berarti membuka keran hawa nafsu. Tapi sekedar memenuhi syarat berbuka puasa. Sekedar membedakan antara waktu puasa dan waktu tidak puasa.
Baca juga: Hanya Suara Menghafal
Bukanlah ketika waktu tidak puasa kita kemudian boleh makan terus menerus. Namun ketika saya keluar rumah, beberapa ibu gerundeng dan ada bau menuduh sang pejabat dengan istrinya sebagai sosok yang pelit.
Bahkan ada seorang ibu dengan demonstratif mengajak kami meneruskan buka puasa di warung padang. Saya paham ibu-ibu itu kenapa begitu, yaa karena sudah jadi semacam image, kalau buka puasa di rumah orang kaya pasti banyak makanan enak dan berlimpah ruah.
“Dari Anak bin Malik, ia berkata Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah). Jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air.” (HR. Abu Dawud)
Website: