ChanelMuslim.com – Pertempuran Zallaqah membuat peradaban Islam di Andalusia bertahan 400 tahun setelah kemenangan di pertempuran tersebut. Pada awal abad 11 Masehi, kerajaan katolik Castilla dan Leon di utara Andalusia bersatu untuk melenyapkan peradaban Islam di sana.
Baca Juga: Pertempuran paling Menentukan pada Zaman Rasulullah
Pertempuran Zallaqah, Pertempuran yang Mempertahankan Andalusia
Dikutip dari channel telegram Generasi Shalahuddin, sejak runtuhnya negara Umayyah di Spanyol, Kaum Muslimin hidup dalam perpecahan yang disebut dengan era “Muluk Ath Thawaif” yang dikenal sejarawan barat sebagai “Kings of the Territorial Divisions.”
Ada banyak raja kecil di masing-masing teritori. Raja Castilla, Alfonso VI berhasil merebut kota Toledo (طليطلة) pada tahun 1085, yang mana merupakan markas penting bagi peradaban Islam di Andalusia.
Kabar jatuhnya Toledo tersebar ke belahan negeri muslim, namun sama sekali tidak membuat raja-raja kecil muslimin berbuat banyak.
Kebanyakan pemimpin muslim justru memilih untuk bersikap loyal pada Alfonso VI, serta rela membayar pajak tahunan yang tinggi untuk kerajaan katolik.
Namun, tak semua raja muslim bertekuk lutut. Penguasa Kota Sevilla bernama Al Mu’tamid bin Abbad menyadari bahwa jika hal ini dibiarkan, hanya tinggal menunggu ketika seluruh kota muslimin di Andalusia jatuh ke tangan pasukan salib.
Hal itu membuat Al Mu’tamad mengirimkan surat yang berisi permintaan tolong ke sebuah kerajaan muslim di Afrika Utara. Kerajaan itu bernama Al Murabithun, atau yang dikenal oleh Eropa dengan nama “Almoravid Dynasty.”
Surat dari Al Mutamid sampai kepada pemimpin Al Murabithun, Amir Yusuf bin Tasyfin.
Beliau menyambut seruan itu dengan mempersiapkan puluhan ribu mujahid dari Afrika Utara untuk menyebrangi lautan menuju Andalusia.
Sejarah seakan-akan terulang. Yusuf bin Tasyfin dan tentaranya mengingat kisah nenek moyangnya, Thariq bin Ziyad bersama 12 ribu muslimin ketika pertama kali membebaskan Andalusia.
Beliau berdoa semoga perjuangannya dihitung sebagai ikhtiar untuk menyelamatkan peradaban Islam di tanah Eropa.
Ada sebuah kisah menggetarkan ketika Yusuf bin Tasyfin dan mujahid Murabithun sedang menyebrangi selat Gibraltar menuju Andalusia.
Ombak menggunung dan hujan badai menerpa. Kapal-kapal muslimin terombang-ambing di tengah lautan. Di saat-saat itu, Yusuf bin Tasyfin berdoa, “Ya Allah, jika langkahku ini menjadi kebaikan untuk Umat Islam, maka lancarkanlah perjalanan kami. Namun jika berangkatnya kami tidak menjadi kebaikan untuk Umat Islam, maka sulitkanlah kami menyeberangi lautan ini.”
Baca Juga: Pertempuran paling Menentukan pada Zaman Rasulullah
Badai Mereda
Dengan izin Allah, badai mereda, gelombang ganas merendah dan hujan deras menjinak.
Kapal-kapal mujahid Murabithun akhirnya sampai ke bibir pantai di selatan Andalusia. Menanti takdir Allah selanjutnya; menghadapi gelombang besar pasukan musuh dari utara.
Bertemulah dua pasukan pada hari Jum’at, 12 Rajab 479 Hijriah (23 Oktober 1086). Pasukan salib terdiri dari 60 ribu tentara gabungan pasukan Leon, Castilla dan aliansi dari Spanyol Utara serta Italia.
Sementara Kaum Muslimin terdiri dari 48 ribu mujahid, terdiri dari dua elemen utama: muslimin dari Afrika yang dipimpin Yusuf bin Tasyfin dan penduduk asli Andalusia pimpinan Al Mutamid bin Abbad.
Atas izin Allah, kemenangan diraih Kaum Muslimin. Alfonso VI kabur dari arena pertempuran bersama ribuan pasukannya yang telah terluka parah.
Dikatakan dalam sebuah riwayat, hanya 100 tentara yang benar-benar sampai di ibukota kerajaan setelah kekalahan mereka di Pertempuran Zallaqah.
Ada manfaat besar yang dirasakan Kaum Muslimin setelah kemenangan di Pertempuran Zallaqah.
Di antaranya, kerajaan-kerajaan Islam berhenti membayar pajak kepada Alfonso VI, musuh pun kehilangan sebagian besar kekuatannya dan butuh waktu lama untuk kembali pulih.
Umat Islam pun kembali merasakan optimisme setelah sekian lama berkabut duka dan berita sedih. [Cms]