• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Jumat, 31 Oktober, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Berita

“Mana Cabenya, Mak?”

Januari 11, 2017
in Berita
69
SHARES
532
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

images-94ChanelMuslim.com- Di sebuah warung kopi milik Mak Nap, selalu saja ada obrolan dari para pengunjung. Mulai tukang ojek, tukang parkir, sopir angkot, bang haji, dan bu erte.

Silih berganti, para pengunjung ini mewarnai suasana warung kopi Mak Nap dengan berbagai obrolan ‘hangat’. Termasuk di pagi ini, ketika Bang Dul si tukang ojek dan Bang Mamat si tukang parkir yang selalu hadir ‘nyeruput’ kopi hitam racikan Mak Nap.
**

“Kemaren daging, sekarang cabe,” ucap Bang Dul yang nyeruput kopi sambil tatapannya tertuju ke halaman koran yang ia pegang.

“Elu ngomong apa sih, Dul?” sahut Mak Nap yang masih asyik dengan kegiatan menggorengnya.

“Cabe mahal banget, Mak!” timpal Bang Mamat yang tiba-tiba nimbrung dalam obrolan. “Masak nyampe dua ratus ribuan sekilonya,” tambah Bang Mamat, penuh kecewa.

“Kata koran, apa biang keroknya, Dul?” ucap Mak Nap sekenanya.

“Kata para pejabat, faktor cuaca, Mak!” ungkap Bang Dul sambil pandangannya tetap ke arah koran.

“Cuaca lagi, cuaca lagi, capek deh!” celetuk Bang Mamat yang mulai nyeruput kopi yang baru disajikan Mak Nap.

“Dul, emang yang hujan terus di kita doang, apa?” tanya Mak Nap mulai agak serius.

“Bang Dul mana tahu, Mak. Dia kan belum pernah keluar negeri,” sahut Bang Mamat sambil tersenyum.

“Iya, saya juga heran, Mak. Kok di sini doang yang cabenya selangit. Kan hujan ada di mana-mana. Dulu begitu juga. Yang harga dagingnya melejit cuma di kita doang. Negara lain, biasa-biasa aja, tuh,” ucap Bang Dul, percaya diri.

“Kalau cabe karena cuaca, kalau daging karena apa, Bang Dul?” tanya Bang Mamat yang juga tertarik dengan harga daging.

“Ya, cuaca juga kali, Mat. Sapinya pada kurus karena kepanasan. He..he..he,” sahut Bang Dul sambil senyum.

“Hujan salah, panas salah. Kasihan banget cuaca disalahin terus,” timpal Bang Mamat sambil tangannya meraih gorengan tahu isi di meja.

“Jangan salahin hujan, Bang Mamat. Dosa!” suara Bang Haji yang tiba-tiba nongol di warung kopi Mak Nap.

“Eh, Bang Haji. Mau ngopi juga, Ji?” ucap Mak Nap, ramah. Bang Haji pun mengangguk.

“Bukan saya yang nyalahin, Bang Haji. Tuh, pejabat yang di koran Bang Dul!” sanggah Bang Mamat.

“Saya juga heran, Bang Haji. Musim hujan kan tiap tahun. Apa gak bisa disiapin jauh-jauh hari?” Bang Mamat kembali bereaksi.

“Hujan itu rahmat Allah. Mestinya, kita bersyukur Allah kasih hujan. Jangan disalahin,” ucap Bang Haji yang sesekali nyeruput kopi yang masih panas.

“Menurut Bang Haji, apa gak ada sebab lain sampa cabe segitu mahalnya?” Bang Dul seperti ingin menguji pengetahuan Bang Haji.

“Yang namanya harga itu kan selalu ada dua pihak yang terlibat. Satu pedagang, dua pemerintah. Yang lain sih tergantung dua itu,” jelas Bang Haji, rileks.

“Maksudnya gimana, Bang Haji?” tanya Bang Mamat ingin tahu.

“Pemerintah itu pihak yang paling mampu dan berkewajiban mengatur ketersediaan barang buat rakyatnya. Sementara pedagang, dia yang paling tahu keadaan di lapangan. Maksud saya, pedagang besar, ya. Bukan pedagang di kios sama warung,” ungkap Bang Haji yang diiringi anggukan Bang Mamat.

“Kok, sekarang ini keadaannya jadi gak kayak gitu ya, Bang Haji?” ucap Bang Dul agak bingung.

“Nah itu dia. Kita khawatir kalau fungsi keduanya sudah kebalik,” jelas Bang Haji.

“Kebalik gimana, Ji?” sahut Mak Nap yang menunjukkan seolah ikut nimbrung dalam diskusi.

“Jangan sampe, pedagang jadi penguasa yang bebas nentuin harga. Dan, pemerintah yang jadi pedagang, nungguin celah bisa nyari untung di kesusahan rakyat!” jelas Bang Haji yang diiringi anggukan Bang Dul dan Bang Mamat.

“Maksudnya impor, Bang Haji?” bisik Bang Dul ke Bang Haji.

“Begitu deh, Bang Dul!” ucap Bang Haji, ringan.

Tiba-tiba, Bang Mamat berdiri sambil celingukan. Sambil tangan kanannya memegang gorengan tahu isi, tangan kirinya mengangkat piring, seperti mencari sesuatu.

“Elu nyari apaan, Mat?” sergah Mak Nap, mengungkapkan keheranannya.

“Cabenya mana, Mak?” sahut Bang Mamat.

“Yah, kan elu sendiri yang bilang harganya sampe dua ratus ribuan. Masak Mak mesti jual kalung buat beli cabe?” ucap Mak Nap yang diiringi tertawaan Bang Dul dan Bang Haji. (mh/foto: merdeka.com)

Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Harga Cabai Naik, Pelajar Wajib Tanam Cabai di Sekolah dan Rumah 

Next Post

Pesona Ranu Kumbolo Lumajang

Next Post

Pesona Ranu Kumbolo Lumajang

Resep Ayam Brokoli Segar 

Bulan Terbelah di Langit Amerika 2 | Official Trailer

  • Tafsir Al Munir

    Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    5098 shares
    Share 2039 Tweet 1275
  • Ayu Ting Ting Tampil Tertutup dan Hadiri Kajian Bersama Al-Habib Umar Bin Hafidz

    74 shares
    Share 30 Tweet 19
  • 3 Hal Yang Tidak Bisa Kembali Dalam Kehidupan Kita

    220 shares
    Share 88 Tweet 55
  • Doa untuk Palestina Lengkap beserta Artinya

    1526 shares
    Share 610 Tweet 382
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7565 shares
    Share 3026 Tweet 1891
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    5131 shares
    Share 2052 Tweet 1283
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3156 shares
    Share 1262 Tweet 789
  • Doa Rabithah dan Keutamaan Membacanya

    2037 shares
    Share 815 Tweet 509
  • Hukum Tahajud setelah Subuh karena Telat Bangun

    1252 shares
    Share 501 Tweet 313
  • Ayat Al-Qur’an tentang Traveling

    402 shares
    Share 161 Tweet 101
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga