ChanelMuslim.com – Kekuatan ekspansi yang dilakukan oleh Thariq bin Ziyad terlihat jelas saat dirinya bersama pasukan mulai melangkah. Panglima itu berangkat dengan penuh keyakinan untuk menjadi penyelamat hayat orang banyak.
Tepat di anak kaki sebuah bukit suara para prajurit gegap gempita mengagungkan penciptaNya sembari sesekali bait-bait syukur terlontar dari mereka.
Baca Juga: Inilah Penakluk Andalusia yang Pemberani Thariq bin Ziyad
Kekuatan Ekspansi Thariq bin Ziyad
Dikutip dari channel telegram Generasi Shalahuddin @gensaladin, riuh pun pecah karena ini adalah dunia baru yang akan mereka taklukkan.
Sunnah peperangan pun menyergap keraguan tentang nasib hayat mereka; menang atau kalah. Yang bisa mereka lakukan hanya meraba takdir. Merebut kemenangan atau hina dina atas kekalahan. Keraguan melanda, ketakutan pun menerka. Sebab mereka tahu kekuatan musuh jauh lebih dahsyat.
“Di belakang kita laut, di depan kita musuh. Kita harus memilih kemenangan atau syahid. Kita tidak akan pulang sebelum mencapai tujuan itu!,” ujarnya.
Dengan menaiki bukit sang panglima berorasi lantang. Orasi itu menghanguskan ketakutan dan keraguan pasukannya tentang menang atau kalah dan bahkan mengentaskan ketakutan mereka akan kematian.
Yang tersisa hanya sebuah keyakinan tentang keistimewaan syahid dan impian hidup mulia. Dialah yang dicatat sejarawan Spanyol sebagai, Taric el Tuerto, sang legenda. Maka kita mengenalnya dengan Thariq bin Ziyad, penakluk Andalusia.
Inilah cikal-bakal ekspansi pertama Islam menembus Eropa. Tepatnya Eropa bagian Barat. Tujuan Thariq dan pasukannya tak hanya membumikan Islam, tetapi ia juga membawa misi penting, membebaskan rakyat Andalusia dari raja zalim nan lalim, Roderick.
19 Juli 711 M, bertepatan dengn tahun 91 kalender hijriyah, pertempuran pun pecah. Dalam pertempuran sengit itu, lagi-lagi umat Islam harus menjadi saksi nyata kemenangan mistis itu.
Menang karena keikutsertaan prajurit langit. Hal ini selaras dengan keyakinan umat Islam yg semakin terasah dan tajam akan hal ghaib. Raja Roderick dengan 100 ribu pasukannya harus menelan kekalahan hanya dengan 12 ribu pasukan Thariq.
Sungguh di luar logika. Namun, itulah faktanya. Di antara macam keyakinan dalam Islam, ada satu keharusan untuk mempercayai hal yang gaib.
Maka itulah yang menjadi keistimewaan Islam. Ketika diharuskan memercayai hal yang tidak bisa dipandang oleh mata dan tidak bisa digambarkan oleh pikiran.
Baca Juga: Inilah yang Menjadikan Kita Tak Sehebat Sahabat Nabi
Kabar Gembira Melalui Rasul Allah
اِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺯَﻭﻯ , ﺍَﻯْﺠَﻤَﻊَ ﻭَﺿَﻢَّ ﻟِﻰَ
ﺍْﻻَﺭْﺽُ ﻓَﺮَﺍَﻳْﺖَ ﻣَﺸَﺎﺭِﻗَﻬَﺎ ﻭَﻣَﻐَﺎﺭِ ﺑَﻬَﺎ , ﻭَﺍِﻥَّ ﺍُﻣَّﺘِﻰ
ﺳَﻴَﺒْﻠُﻎُ ﻣُﻠْﻜُﻬَﺎ ﻣَﺎﺯَﻭﻯ ﻟِﻰ ﻣِﻨْﻬَﺎ . ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ
“Allah telah menghimpun (mengumpulkan dan menyatukan) bumi ini untukku. Oleh karena itu, aku dapat menyaksikan belahan bumi Barat dan Timur.
Sungguh kekuasaan umatku akan sampai ke daerah yang dikumpulkan (diperlihatkan) kepadaku itu.”
Kiranya perkataan manusia agung inilah yang menjadi amunisi gaib umat Islam. Sampai saat ini sabda itu masih mengisi ruang mimpi kita. Yang harus kita jaga dan yakini
Inilah bisyaroh, yaitu kabar gembira melalui rasul Allah. Kekuatan yang pernah mengantarkan kaki Muhammad Al Fatih memijaki Romawi Timur-Konstantinopel-1453 M yang merupakan wilayah Eropa bagian Barat. Kedua sisi Eropa terbuka lebar sebagai kebenaran dari bisyaroh nabi.
Tidak hanya selingkup Eropa, bisyaroh itu menyasar bentangan bagian timur dan barat dunia, dunia seutuhnya.
Inilah kekuatan besar yang menyesak di dada prajurit muslim sehingga mempunyai militansi yang bergelora. Jika ia sudah merasuki jiwa peyakin sejati maka hanya hidup mulia dan mati syahid sebagai cita tertinggi.
Inilah bisyaroh yang tak pernah dipeluk logika, dicapai nalar, bahkan dijangkau akal, tapi realita kenyataan berbalut mesra dengannya. [Cms]