Belajar Oleh : Fifi P. Jubilea
ChanelMuslim.com – Belajar itu sebenarnya ya dari mana saja, gak musti dari bangku sekolah dan gak mesti juga mentang mentang kita punya sekolahan lalu kita cari sekolahan juga untuk belajar. Aku sendiri ketika pertama bikin sekolah, aku gak merujuk dari sekolah manapun tapi aku merujuk pada kehidupan nyata yang aku alami dan kebutuhan anak di masa yang akan datang. Maka dikenal sebagai “Didiklah anak sesuai dengan zamannya.”
Jadi cuma ingin sharing aja, setiap negara itu punya kurikulum yang disesuaikan dengan karakter bangsa. Kurikulum sekolah yang bagus tentu saja bisa mencetak karakter bangsa yang baik, karena anak anak kita sekarang adalah orang dewasa di masa yang akan datang. Menjadi pemimpin atau pecundang dimasa yang akan datang, tergantung bagaimana mereka dididik.
Baca Juga: Belajar Berpikir Kontributif dari Nabi Ibrahim
Belajar
Setiap negeri, sekali lagi kukatakan berbeda, dan China adalah salah satu destinasi belajar kami selama 7 hari. Setelah itu kami jalan-jalan ke Great wall, Huangshan, Summer palace dan lain-lain yang semuanya itu merupakan rangkaian pembelajaran juga. Karena belajar itu gak cuma harus berkunjung ke sebuah sekolah, bahkan kami sering menemukan banyak pelajaran di luar sekolah.
Satu hal yang melekat dan membekas dari pendidikan di China yang bikin kami ingin segera memasuki tahun ajaran baru adalah ; disiplin dan mandiri. Itu yang sangat ditekankan pada anak-anak sejak usia dini. Mungkin kedengarannya biasa saja, tapi kalau kamu tahu bagaimana hari-hari mereka dari pukul 6 pagi hingga pukul 11 malam yang diasrama maupun di sekolah biasa dari pukul 7 hingga 5 petang. Tidak ada menit yang terbuang maka kamu akan sadar mengapa China akhirnya menduduki juara satu untuk pelajaran Matematika dan Science.
Begitupula, sebuah rahasia besar dari pendidikan di Palestina dimana guru terbaik dan nilai terbaik seluruh dunia diduduki oleh Palestina. Kenapa ? Di Palestina tidak ada mainan, tidak ada hiburan, tidak ada gadgets dan game on line, tidak ada wifi, tidak ada mall, tidak ada kebahagiaan kecuali belajar. Jadi situasi sebuah negeri mengambil peran penting dari pendidikan anak-anak di negeri tersebut. Culture bangsa juga menentukan peran dalam pendidikan sebuah jiwa.
Dan Jisc/Jibbs pun berkembang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia, yang memang susah untuk diubah, kata orang “sudah tradisi.” Mengubah kurikulum sekolah berarti merubah karakter guru dan merubah pula mindset orang tuanya dan berarti merubah kultural bangsa.
Sanggup gak orang tua membiarkan anaknya di pukul pakai rotan karena melanggar peraturan? Sementara budaya anak-anak kita adalah manja dan mengadukan ini itu pada orang tua dengan versi mereka dengan orang tua yang pada umumnya terlalu protective pada anak.
Di China sekolah yang kami kunjungi mengatakan, bila orang tua tidak percaya pada sekolah, silakan mereka mendidik anaknya sendiri.
“Pletarrr ” dan bunyi tangan dipukul rotan terdengar sampai 5 meter dari ruang kepala sekolah. Dan kami pun para guru yang sedang visit school di China saling berpandangan. Tak lama terdengar, “ampun teacher” dan kami pun tahu, anak-anak sedang dididik dengan caranya untuk menjadi orang besar bukan orang yang manja dan kalah dengan tantangan zaman yang semakin sulit.
“Apa yang membuat anak bersedia untuk disiplin dan dihukum bila melanggar ? Jawab sang kepala sekolah, “persaingan ketat di zaman mereka membuat mereka sadar untuk menjadi insan berkualitas dan mereka harus mematuhi peraturan dan belajar sungguh-sungguh.
Mendengar itu tiba-tiba ingin pulang dan benahi sekolah. Tapi ada empat agenda jalan-jalan yang harus diikuti juga, sesuai dengan matlamat Jisc Education Trip. Belajar dengan kunjungan sekolah dan kunjungan ke Great wall, Old city, Nie jie Mosque juga tempat lain. Jangan naif dengan mengharamkan jalan-jalan dalam sebuah educatioon trip, buat saya hatta ke Dysneyland pun banyak pelajaran yang di dapat, karena kita mahkluk yang berfikir bukan mahkluk yang hanya bisa plesir.
Be great for succes and be succes to be great.
Artinya : ”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang”. (HR. Tirmudzi)
(w)