ChanelMuslim.com – Sa’ad bin Abi Waqqash termasuk kesatria berkuda Arab dan Muslimin yang paling berani. Ia mempunyai dua macam senjata yang amat ampuh: panahnya dan do’anya. Jika ia memanaha musuh dalam peperangan, pastilah akan mengenai sasarannya. Dan jika ia menyampaikan suatu permohonan kepada Allah pastilah dikabulkan-Nya!
Menurut Sa’ad sendiri dan juga para shahabatnya, hal itu adalah disebabkan do’a Rasulullah juga bagi pribadinya.
Baca Juga: Dua Keistimewaah Sa’ad bin Abi Waqqash
Dua Senjata Sa’ad: Panah dan Do’a
Pada suatu hari ketika Rasulullah menyaksikan dari Sa’ad sesuatu yang menyenangkan dan berkenan di hati beliau, diajukannyalah do’a yang maqbul ini:
“Ya Allah, tepatkanlah bidikan panahnya dan kabulkanlah do’anya!”
Demikianlah ia terkenal di kalangan saudara-saudara dan handai tolannya bahwa do’anya tak lain sebagai pedang yang tajam. Hal ini juga disadari sepenuhnya Sa’ad sendiri, hingga ia tak hendak berdo’a untuk kerugian seseorang, kecuali dengan menyerahkan urusannya kepada Allah Ta’ala.
Sebagai contoh ialah peristiwa yang diriwayatkan oleh Amir bin Sa’ad:
“Sa’ad mendengar seorang laki-laki memaki Ali, Thalhah dan Zubair. Ketika dilarang, orang itu tak hendak menurut, maka katanya: ‘Kalau begitu saya do’akan kamu kepada Allah.’ Ujar laki-laki itu: “Rupanya kamu hendak menakut-nakuti aku, seolah-olah kamu seorang Nabi.’
Maka Sa’adpun pergi wudhu dan shalat dua raka’at. Lalu diangkatlah kedua tangannya, katanya: ‘Ya Allah, kiranya menurut ilmu-Mu laki-laki ini telah memaki segolongan orang yang telah memperoleh kebaikan dari-Mu, dan tindakan mereka itu mengundang amarah murka-Mu, maka mohon dijadikan hal itu sebagai pertanda dan suatu pelajaran!’
Tak lama kemudian, tiba-tiba dari salah satu pekarangan rumah, muncul seekor ular liar dan tanpa dapat dibendung masuk ke dalam lingkungan orang banyak, seolah-olah ada yang dicarinya.
Lalu diterjangnya laki-laki tadi dan dibawanya ke bawah kakinya, serta beberapa lama menjadi bulan-bulanan injakan dan sepakannya akhirnya tewas menemui ajalnya!”
Kenyataan ini pertama kali mengungkapkan kebeningan jiwa, kebenaran iman dan keikhlasan yang mendalam. Begitu pula Sa’ad, jiwanya adalah jiwa merdeka, keyakinannya keras membaja serta keikhlasannya dalam dan tidak bernoda.
Dan untuk menopang ketaqwaan ia selalu memakan yang halal. dan menolak dengan keras setiap dirham yang mengandung syubhat. [Ln]
Bersambung…