SAMPAH plastik ternyata dapat digunakan sebagai media belajar dan bermain anak. Untuk itu, Aqsyanna Less Waste bekerja sama dengan Hikari Community menggelar Workshop Pemanfaatan Sampah Plastik, Sabtu (17/12/2022).
Praktisi daur ulang sampah plastik Desi Resdiyanti yang menjadi pembicara dalam kegiatan workshop tersebut menjelaskan bagaimana sampah bisa menjadi sebuah media bermain dan belajar anak yang menyenangkan.
“Tidak hanya sampah plastik, ternyata sampah organik pun bisa diciptakan sebagai media bermain dan belajar anak,” kata Desi yang juga penulis dan terapis anak berkebutuhan khusus itu.
Desi telah lama menekuni kegiatan pemanfaatan sampah sebagai media kreasi ini. Ia mengatakan, karena sampah plastik membutuhkan waktu yang lama untuk terurai, ia lalu menciptakan kreasi ini guna menjaga bumi menjadi sehat dan bersih.
Sebagai salah satu contoh pemanfaatan sampah plastik yang dikenalkan oleh Desi yaitu dengan media tutup botol.
Tutup botol yang terlihat tidak menarik bisa diubah menjadi sebuah hal yang mengasyikkan bagi belajar dan bermain anak.
“Tutup botol merupakan 1 dari 5 item yang mudah untuk ditemukan di mana pun. Kita bisa memanfaatkan tutup botol ini sebagai media kreasi, anak-anak bisa belajar arah dan juga emosi,” ungkapnya.
Desi melanjutkan, orang tua dapat memperkenalkan beragam emosi dengan media tutup botol. Misalnya, anak jadi tahu bagaimana ketika ia senang, ia sedih dan lain-lain.
“Mereka akan tahu bagaimana ketika ekspresi senang, bagaimana eskpresi ketika sedih. Kita bisa tempelkan bentuk-bentuk yang memperkenalkan ekspresi tersebut di tutup botol ini,” jelasnya.
Baca Juga: 3 Alasan Mengapa Harus Kuliah di Luar Negeri
Pemanfaatan Sampah Plastik Sebagai Media Belajar dan Bermain
Desi menjelaskan, ide pemanfaatan sampah ini merupakan salah satu cara untuk menarik minat generasi muda saat ini.
Pemanfaatan sampah sebagai media bermain dan belajar mampu menciptakan ruang bermain dan belajar anak yang mengasyikkan.
Anak akan merasa senang dengan beragam jenis media bermain dan belajar.
Selain itu, kegiatan ini juga meningkatkan kreativitas anak dan orang tua pun bisa ikut bermain dan belajar bersama anak.
Tidak hanya tutup botol, contoh kreasi media belajar dan bermain anak yang dijelaskan oleh Desi cukup beragam, seperti menggunakan sedotan, manik-manik, sendok dan garpu plastik hingga buah dan biji-bijian.
“Selain tutup botol, kita juga mudah menemukan sampah sedotan. Sampah sedotan ini bisa kita manfaatkan juga untuk media belajar dan bemain anak,” katanya.
Selain sedotan, Ayah Bunda bisa juga menggunakan buah-buahan dan biji-bijian atau manik-manik bekas gelang atau kalung anak dapat dimanfaatkan.
Kegiatan workshop ini merupakan kerja sama antara Aqsyanna Less Waste Community dengan Komunitas Hikari Parenting School yang dilaksanakan di rumah Alquran Aqsyanna, Jalan W.R. Supratman, Ciputat Timur.
Selain menyadarkan akan bahaya sampah yang mengancam dunia saat ini, Komunitas Hikari juga mengajak orang tua dan anak menyayangi lingkungan sambil menciptakan kreasi dalam belajar dan bermain.
Baca Juga: Proses Pengelolaan Sampah di Singapura Hingga Menjadi Tenaga Listrik
Ketua Hikari Parenting School Hifizah Nur, M.Pd. mengatakan bahwa kegiatan workshop ini juga bertujuan untuk menebarkan banyak manfaat kepada orang lain.
“Selain itu, supaya kegiatan pemanfaatan sampah sebagai media bermain dan belajar anak bisa dikenal di masyarakat, dan juga memperpanjang usia pemakaian sampah plastik,” ujar Hifizah yang akrab disapa Fifi itu.
Kegiatan pemanfaatan sampah ini bisa dipraktikkan oleh para orang tua kepada anaknya agar anak mengembangkan kreativitas dan juga membuat suasana belajar yang asyik.
Selain orang tua, kegiatan pemanfaatan sampah bisa juga dipraktikkan oleh para guru sebagai media kreasi belajar yang unik dan menyenangkan.
“Kegiatan pemanfaatan sampah ini juga ramah lingkungan dan hemat. Selain itu, juga menyadarkan anak-anak bahwa bahaya sampah sudah mengancam untuk lingkungan ke depan,” tutup Fifi. [Dn/ind]