ADA makna yang sangat dalam di balik kata Allahu Akbar. Kata yang sangat sering diucapkan oleh umat muslim setiap harinya.
Jika dihitung, di dalam shalat wajib lima kali, kata Allahu Akbar ternyata diulang sebanyak 102 kali.
Dengan perincian, setiap rakaat 6 kali dikalikan 17 rakaat. Dalam azan dan iqamat, kata Allahu Akbar diulang sebanyak 50 kali.
Dengan perincian, 6 kali dalam setiap azan dikalikan 5 waktu menjadi 30 kali.
Dan 4 kali dalam setiap iqamat dikalikan 5 waktu menjadi 20 kali.
Kalau kita total keseluruhan kata Allahu Akbar, yang ada hubungan dengan ibadah shalat sebanyak 152 kali.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dari 152 kali itu, ternyata kata Allahu Akbar yang berarti Allah Mahabesar tidak ditemukan dalam Al-Quran.
Memang ada kata Allahu Akbar, tapi untuk menerangkan sifat-Nya. Seperti dalam At-Taubah.
وَرِضْوَانٌ مِّنَ اللّٰهِ اَكْبَرُۗ
Dan ridha Allah lebih besar.
Begitu pula dalam Al-Ankabut ayat 45.
وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُۗ
Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain).
Baca juga: Rahasia di Balik Kata Allahu Akbar
Rahasia di Balik Kata Allahu Akbar (2)
Terdapat juga dalam Ghafir ayat 10.
لَمَقْتُ اللّٰهِ اَكْبَرُ مِنْ مَّقْتِكُمْ
Sesungguhnya kebencian Allah (kepada kalian orang kafir kelak di hari Kiamat) itu lebih besar daripada kebencian kalian kepada diri kalian sendiri.
Adapun yang ada dalam Al-Quran yang memiliki makna Rabb yang Mahabesar terdapat dalam surat Al-Waqiah 74, 96, dan Al-Haqqah ayat 52.
فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيْمِࣖ ٥٢
Maka, bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Mahabesar.
Lalu kenapa kata Allahu Akbar yang berarti Allah Mahabesar tidak terdapat dalam Al-Quran? Wallahu ‘Alam bish-shawab.
Di antara hikmahnya adalah untuk mempertegas posisi Rasulullah sebagai utusan dan penjelas aturan syariat yang masih dijelaskan oleh Al-Quran secara global.
Dengan demikian sekiranya hawa nafsu kita, baik berupa jabatan, pangkat, derajat, kedudukan, harta, dan wanita itu lebih besar pengarunya dalam diri kita dibanding dari urusan Allah, maka bisa dikatakan kita lebih taat kepada nafsu dibandingkan kepada Allah.
Dengan demikian, kita telah menuhankan nafsu.
Hal ini menjadikan ucapan Allahu Akbar menjadi sia-sia.
Karena tidak lebih hanya ucapan mulut, sementara hati tidak mendukungnya.
Tentu kondisi semacam itu sangatlah berbahaya, apabila kita tidak segera bertobat dan berubah.
Sumber: Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun – Dr. Hasan El Qudsy
[Sdz]