ChanelMuslim.com – Kemampuan setan menyusup melalui aliran darah dijelaskan oleh Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal. Di antara kemampuan jin atau setan adalah ia dapat menyusup melalui aliran darah.
Dalil yang menyatakan bahwa setan itu mengalir di saluran darah manusia adalah kisah Shofiyah berikut.
عَنْ صَفِيَّةَ ابْنَةِ حُيَىٍّ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – مُعْتَكِفًا ، فَأَتَيْتُهُ أَزُورُهُ لَيْلاً فَحَدَّثْتُهُ ثُمَّ قُمْتُ ، فَانْقَلَبْتُ فَقَامَ مَعِى لِيَقْلِبَنِى . وَكَانَ مَسْكَنُهَا فِى دَارِ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ ، فَمَرَّ رَجُلاَنِ مِنَ الأَنْصَارِ ، فَلَمَّا رَأَيَا النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – أَسْرَعَا ،
فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « عَلَى رِسْلِكُمَا إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَىٍّ » . فَقَالاَ سُبْحَانَ اللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ . قَالَ « إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِى مِنَ الإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ ، وَإِنِّى خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِى قُلُوبِكُمَا سُوءًا – أَوْ قَالَ – شَيْئًا »
Dari Shofiyah binti Huyay, ia berkata, “Pernah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang beri’tikaf, lalu aku mendatangi beliau. Aku mengunjunginya di malam hari. Aku pun bercakap-cakap dengannya. Kemudian aku ingin pulang dan beliau berdiri lalu mengantarku.
Kala itu rumah Shofiyah di tempat Usamah bin Zaid. Tiba-tiba ada dua orang Anshar lewat. Ketika keduanya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka mempercepat langkah kakinya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Pelan-pelanlah, sesungguhnya wanita itu adalah Shofiyah binti Huyay.” Keduanya berkata, “Subhanallah, wahai Rasulullah.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setan menyusup dalam diri manusia melalui aliran darah. Aku khawatir sekiranya setan itu menyusupkan kejelekan dalam hati kalian berdua.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 3281 dan Muslim no. 2175).
Baca Juga: Mengikuti Jalan-Jalan Syaitan, Melemahkan Iman
Kemampuan Setan Menyusup Melalui Aliran Darah
Al Qodhi ‘Iyadh dan ulama lainnya berkata bahwa yang dimaksud setan itu menyusup dalam tubuh manusia adalah secara zhahirnya atau tekstualnya.
Allah telah memberikan pada setan kekuatan dan kemampuan sehingga bisa mengalir atau menyusup dalam tubuh manusia melalui darahnya. Lihat Syarh Shahih Muslim karya Imam Nawawi, 14: 140.
Ada beberapa pelajaran penting yang bisa diambil dari hadits di atas:
1- Lemah lembut dan kasih sayangnya Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai-sampai beliau ingin agar hati umatnya tidak disusupi oleh setan sehingga beliau mengabarkan hal tersebut. Karena jika setan sudah menjangkiti hati, tentu hati tersebut bisa binasa.
2- Berprasangka buruk pada seorang nabi adalah kufur dan ini disepakati oleh para ulama. Tidak pantas pula menuduh seorang nabi telah melakukan dosa besar.
3- Bolehnya seorang wanita menziarahi suaminya yang sedang i’tikaf. Ia boleh menziarahi atau mengunjunginya di siang atau di malam hari. Dan kunjungan seperti itu tidak mencacati i’tikafnya.
Namun dimakruhkan saja terus bersenang-senang dengan istri ketika i’tikaf karena dikhawatirkan bisa merusak ibadah i’tikaf.
4- Hendaknya setiap muslim menghindari berprasangka buruk pada saudaranya, yang mesti didahulukan adalah memberikan uzur.
5- Jika seseorang melakukan sesuatu yang bisa disangka buruk oleh orang lain, maka hendaklah ia jelaskan perihal yang sebenarnya terjadi.
6- Setiap orang harus mempersiapkan dan menjaga diri dari tipu daya setan karena setan itu menyusup dalam tubuh manusia melalui aliran darahnya.
7- Boleh mengucapkan “subhanallah” ketika takjub pada sesuatu.
Semoga yang singkat ini bermanfaat. Wallahu a’lam, wallahu waliyyut taufiq was sadaad.[ind]
Referensi: ‘Alamul Jin wasy Syaithon, Syaikh Prof. Dr. ‘Umar bin Sulaiman bin ‘Abdullah Al Asyqor, terbitan Darun Nafais, cetakan kelimabelas, tahun 1423 H.
Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, Abu Zakariya Yahya bin Syarf An Nawawi, terbitan Dar Ibni Hazm, cetakan pertama, tahun 1433 H.
sumber: muslim.or.id