ChanelMuslim.com – Abu Dzar pantang pulang sebelum meneriakkan Islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa ia telah masuk Islam tanpa ditunda-tunda lagi. Urutannya di kalangan Muslim adalah yang kelima atau keenam.
Jika ia telah memeluk agama itu pada hari-hari pertama, bahkan pada saat-saat pertama Agama Islam, hingga keislamannya termasuk dalam barisan terdepan.
Ketika, ia masuk Islam, Rasulullah masih menyampaikan dakwahnya secara berbisik-bisik. Dibisikkannya kepada Abu Dzar begitupun kepada lima orang lainnya yang telah iman kepadanya.
Baca Juga: Abu Dzar, Lelaki dari Ghifar yang Melakukan Perjalanan Panjang
Abu Dzar Pantang Pulang Sebelum Meneriakkan Islam
Dan bagi Abu Dzar, tak ada yang dapat dilakukannya sekarang selain memendam keimanan itu dalam hati. Lalu meninggalkan kota Mekkah secara diam-diam dan kembali kepada kaumnya.
Tetapi Abu Dzar yang nama aslinya Jundub bin Janadah, seorang radikal dan revolusioner. Telah menjadi watak dan tabi’atnya menentang kebathilan dimanapun ia berada. Dan sekarang kebathilan itu berada di hadapannya serta disaksikannya dengan kedua matanya sendiri.
Batu-batu yang ditembok, yang dibentuk oleh para pemujanya, disembah oleh orang-orang yang menundukkan kepala dan merendahkan akal mereka.
Dan diseru mereka denga ucapan yang muluk; “Inilah kami, kami datang demi mengikuti titahmu”
Memang, ia melihat Rasulullah memilih cara berbisik-bisik pada hari-hari tersebut, tetapi tak dapat tidak harus ada suatu teriakan keras yang akan dikumandangkan pemberontak ulung ini sebelum ia pergi.
Baru saja masuk Islam, ia telah menghadapkan pertanyaan kepada Rasulullah:
“Wahai Rasulullah, apa yang harus saya kerjakan menurut anda?”
“Kembalilah kepada kaummu sampai ada perintahku nanti!” ujar Rasulullah.
“Demi Tuhan yang menguasai nyawaku,” kata Abu Dzar pula, “Saya takkan kembali sebelum meneriakkan Islam dalam masjid!”
Apakah pada saat ia baru menerima Islam dan masuk ke dalam medan dakwan mampu kembali kepada keluarganya dalam keadaan membisu seribu bahasa? Sungguh hal itu di luar kesanggupan dan kemampuannya!
Abu Dzar pergi menuju Masjidil Haram dan menyerukan dengan sekeras-kerasnya suaranya:
“Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.” Teriakan ini merupaka teriakan pertama tentang Agama Islam yang menentang kesombongan orang-orang Quraisy dan memekakkan anak telinga mereka.
Diserukan oleh seorang perantau asing, yang di Mekkah tidak mempunyai bangsa, sanak keluarga maupun pembela.
Dan sebagai akibatnya, ia mendapat perlakukan dari mereka yang sebetulnya telah memaklumi akan ditemuinya. Orang musyrik mengepung dan memukulnya hingga rubuh. [Ln]
Bersambung…