ChanelMuslim.com – Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencabut status darurat kesehatan epidemi Zika. Namun Brasil merasa keputusan WHO tersebut tidak tepat. Pasalnya, di Negeri Samba yang jadi pusat pecahnya wabah, ancaman itu belum berlalu.
Pada Februari lalu, WHO mengumumkan epidemi Zika sebagai darurat kesehatan internasional. Penyakit yang bermula di Brasil itu, dengan cepat merebak ke seluruh dunia dan memberi ancaman besar bagi ibu hamil, yakni mikrosefalus.
Ibu hamil yang terinfeksi Zika bisa jadi melahirkan bayi dengan cacat fisik, di mana ukuran kepala bayi lebih kecil dari normal. Imbasnya, pertumbuhan fisik dan mental bayi bisa terhambat.
Adapun orang normal yang terjangkit Zika akan merasakan gejala seperti flu, ditambah ruam pada kulit, pegal otot dan mata yang memerah.
Selama 10 bulan, Zika dianggap ancaman global. Hingga akhir pekan lalu, WHO akhirnya mencabut status darurat kesehatan Zika. Meskipun demikian, WHO tidak serta-merta menyepelekan ancaman Zika.
“Ancaman infeksi Zika masih tetap ada dan itu terus dimonitor oleh WHO,” kata Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO, Dr. Peter Salama, dilansir Inquistr.
Dr. Salama menambahkan, Zika dimasukkan WHO dalam daftar virus berbahaya yang disebabkan oleh nyamuk. Bahaya yang disebabkan Zika setara dengan malaria, demam berdarah dan deman kuning. Namun statusnya tidak lagi darurat internasional.
“Seperti penyakit yang disebarkan nyamuk lainn, Zika bisa jadi ancaman saat musim tertentu. Dengan kata lain, Zika kini menjadi ancaman musiman, terutama di kawasan endemik nyamuk Aedes aegypti,” papar Dr. Salama.
Di sisi lain, beberapa negara masih rawan terhadap epidemi Zika. Dr Salama menyebut, negara-negara itu bisa mengumumkan status darurat regional.
“Zika masih jadi ancaman kesehatan yang signifikan, tapi bukan lagi bahaya internasional,” terang Dr. David L. Heymann, Ketua Komite Penasihat WHO.
Meskipun demikian, Dr. Anthony S. Fauci, Direktur Institut National untuk Alergi dan Penyakit Infeksi menyebut, pencabutan status darurat kesehatan Zika masih terlalu prematur.
“Negara-negara dengan epidemi Zika bisa berpikir bahwa bahaya sudah berlalu, padahal ancaman masih tinggi,” sebutnya.
“Wabah masih terjadi di Brasil dan Kolombia. Jika status darurat kesehatan internasional itu dicabut, WHO bisa jadi harus menetapkannya kembali. Kenapa tidak menunda beberapa bulan lagi?” kata dia.
Fauci menyebut, laju penyebaran Zika yang menurun beberapa bulan terakhir, terjadi berkaitan dengan siklus hidup nyamuk, yang tidak banyak bertelur di musim dingin.
“Saat musim panas datang, bisa jadi lajunya akan kembali naik,” ungkapnya.[af/cnn]