ChanelMuslim.com – Tuhan baru itu Uang. Dari 500 angkatan lebih kelas PPA, hasil diskusi dan sharing dengan beberapa kawan serta para guru, diakui atau tidak. Tuhan palsu yang satu ini menempati peringkat teratas yang secara halus menggeser posisi Allah di hati.
Indikator #1
Ketika ia ada, hati merasa tenang. Ketika ia tiada, hati merasa resah, gelisah, panik, dan bingung. Seakan-akan ialah yang bisa mencukupkan dan menyelesaikan semua masalah. Padahal, banyak dan cukup adalah dua hal yang tidak berhubungan secara langsung.
Kita bisa punya banyak, tapi kecukupan adalah persoalan keberkahan. Di beberapa kasus, saya sering menemukan beberapa sahabat alumni yang punya properti di berbagai kota.
Tanahnya dimana-mana, mobilnya lebih dari satu, namun ketika Allah takdirkan ‘mampet’, maka beli beras pun tak mampu. Betapa sulit sekali ketika ingin menjual aset-asetnya.
Sekali lagi, ini adalah persoalan keberkahan. Bukan tentang banyak atau sedikit, tapi tentang kelapangan atau kesempitan.
Baca juga: Empat Pemisah Suami Istri
Indikator #2
Ketika ia menjadi pusat perhatian kita, siang malam. Menjadikan tema utama yang terus kita sebut-sebut. Trending topic teratas yang membuat diri kita begitu antusias, melebihi kuantitas dan kualitas dzikir kita kepada Allah.
Atas nama upaya mengejarnya, yang katanya bagian dari ibadah. Namun dalam proses tersebut kita menomor tujuh kan Allah (bukan hanya menomor dua kan).
Jika sudah seperti ini, maka akhir ceritanya adalah kesibukkan yang seolah tiada henti. Angan-angan yang seolah tiada ujung, dan akan kembali kepada kekurangan terus menerus yang seolah tak pernah cukup.
Indikator #3
Ketika keberadaannya menjadi dasar optimisme dan kepercayaan diri. Jika ia ada, maka PD itu muncul dalam diri. Kita bersandar dan bergantung pada keberadaannya.
Saat ia tiada, jadilah kita pribadi pesimis, tak berani kita bermimpi dan punya visi. Seakan kita lupa bahwa kita punya Allah yang Maha Kuasa.
Baca selengkapnya di oase ChanelMuslim.com