ChanelMuslim.com – Apa alasan anak suka melawan? Pertanyaan ini seringkali memusingkan bagi seorang Ibu yang berharap sang anak selalu mengikuti perintahnya atau mau sang Ibu.
Akun IG @parenting_islami.id menulis bahwa anak melawan ketika dinasihati tentu ada alasannya.
“Satu di antaranya adalah kebutuhan komunikasi antara orangtua dan anak tidak berjalan semestinya
sehingga memunculkan perasaan-perasaan tertentu pada anak,” tulis akun tersebut pada 29 September 2021.
Selain masalah komunikasi, Ayah Bunda juga mesti ingat bahwa anak juga seorang peniru yang baik.
Bisa jadi, adakalanya, anak mengikuti gaya Ayah atau Bunda ketika menolak atau marah mengenai sesuatu.
“Ingat ya, Bunda, anak juga seorang peniru yang baik. Jadi, agar kebutuhan emosi anak terpenuhi, ada baiknya kita membangun suasana yang hangat dan komunikasi yang baik,” lanjut akun tersebut.
View this post on Instagram
Baca Juga: Bila Anak Suka Berbohong
4 Alasan Anak Suka Melawan
4 alasan anak suka melawan menurut parenting_islam.id adalah sebagai berikut.
Merasa diabaikan
Salah satu alasan mengapa anak suka melawan orangtua adalah karena anak merasa diabaikan dalam kesehariannya. Orangtua kadang tidak pernah mendengarkan ketika si kecil bercerita atau melihat hasil karyanya.
Merasa tidak disayang
Saat anak merasa tidak disayang karena orangtua tidak pernah mempedulikannya, ia akan mulai melawan orangtua. Bisa jadi untuk mencari perhatian atau melampiaskan kemarahan.
Meniru orangtua
Anak melawan orangtua karena meniru perilaku orangtuanya. Istri yang suka melawan perintah suami di depan anak menjadi contoh bagaimana anak bisa melawan orangtua.
Bergesernya nilai-nilai komunikasi
Nilai-nilai komunikasi antara orangtua dan anak kini mengalami pergeseran sehingga sering terjadi kesalahpahaman antara orangtua dan anak. Anak maunya A sementara orangtua inginnya B.
Perbedaan nilai komunikasi ini akhirnya membuat anak mudah melawan orangtua.
Sementara itu, Bunda Yeti Widiati dalam laman Facebook-nya (21/10) menuliskan 6 tips agar anak mendengarkan perkataan orangtua yang diterjemahkan dari tulisan Michele Borba berjudul No More Misbehavin.
Berikut ini, beberapa tips yang dapat orangtua gunakan sebagai panduan untuk membuat anak mendengarkan perkataan orang tua.
Baca Juga: Nasihat Syaikh Utsaimin Rahimahullah untuk Orangtua dalam Mendidik Anak
6 Tips Membuat Anak Mendengarkan Perkataan Orangtua
Menjadi Contoh Perilaku Mendengarkan yang Baik
Anak-anak tidak dapat belajar menampilkan perilaku yang baik dan sesuai harapan, jika mereka tidak memiliki model/contoh yang baik untuk ditiru.
Jadi, pastikan kita (orang tua) menunjukkan kepada anak apa yang kita harapkan dari mereka dengan menjadi pendengar yang baik.
Tunjukkan pada mereka bahwa kita mendengarkan pasangan, teman, dan yang terpenting, mendengarkan anak. Kita memiliki ‘dua telinga dan satu mulut’, maka, dengarkan anak dua kali lebih banyak daripada kita berbicara.
Berbicara dengan Menghargai Anak
Cara tercepat membuat anak tidak peduli pada perkataan orang tua adalah dengan menggunakan “hambatan komunikasi”, yaitu: mengkritik, memerintah, berkhotbah, menuduh, mengancam, berteriak.
Tanyakan pada diri sendiri bagaimana kita ingin diajak bicara ketika kita masih kecil, dan gunakan ini sebagai contoh perilaku yang kita lakukan.
Buat Anak Memperhatikan, Baru Bicara
Pastikan anak melihat kita sebelum kita berbicara. Kita dapat dengan mengangkat dagu anak dengan lembut sehingga anak menatap mata kita atau kita juga dapat memberikan isyarat verbal untuk memperoleh perhatiannya, misalnya; “Coba lihat Bunda, dan dengarkan apa yang Bunda katakan”.
Ketika mata kita saling bertatapan, kita akan memperoleh perhatian anak sepenuhnya, pada saat inilah kita menyampaikan permintaan.
Menggunakan teknik yang sama ini secara berulang setiap kita benar-benar ingin mereka memperhatikan akan memberi isyarat kepada anak untuk mendengarkan.
Berikan Peringatan Sebelum Menyampaikan Pesan
Tidak mudah bagi anak untuk tiba-tiba mengubah fokusnya, terutama ketika mereka sedang melakukan aktivitas yang menarik minat mereka.
Mereka mungkin bahkan tidak mendengarkan kita sama sekali ketika sedang asyik dengan aktivitasnya. Oleh karena itu berikanlah jeda waktu, misalnya:
“Bunda perlu bantuan kamu 5 menit lagi” atau
“Ayah perlu bicara dengan kamu 2 menit lagi. Bersiaplah.”
Rendahkan Suara
Alih-alih meninggikan suara, turunkan nada suara kita. Anak akan lebih cepat marah jika kita berteriak, jadi lakukan sebaliknya. Bicaralah lebih lembut, bukan lebih keras. Cara ini membuat anak mengurangi sikap defensifnya, dan lebih siap mendengarkan.
Buat Kalimat yang Singkat, Sopan, dan Spesifik
Anak lebih mudah menerima perintah jika mereka tahu bahwa mereka tidak perlu mendengarkan ceramah panjang lebar. Jadi buatlah permintaan kita singkat dan langsung pada intinya:
“Tolong rapikan tempat tidur kamu sebelum kamu berangkat”.
“Ayo, kamu bersiap-siap pergi ke sekolah sekarang.”
Kadang mengucapkan satu kata yang sudah dipahami benar konteksnya, juga bisa berhasil, misalnya:
“PR …!”
“Cuci piring …!”
Ayah Bunda, itulah 4 alasan anak suka melawan orangtua dan 6 tips agar anak mendengarkan perkataan orangtua. Semoga bermanfaat ya.[ind]