Chanelmuslim.com- Masyarakat kristen di Kota Garden, Kansas, Amerika, menyatakan dukungan dan perlindungan mereka terhadap keberadaan warga pendatang muslim yang berasal dari Somalia.
Pasca percobaan serangan bom yang dilakukan warga lokal terhadap komplek apartemen imigran muslim asal Somalia, masyarakat kristen Kansas menyatakan dukungan dan perlindungan terhadap imigran muslim.
Pihak keamanan Amerika mengumumkan telah menangkap tiga orang pelaku pada 14 Oktober lalu di Wichita, di mana keluarga warga Somalia tinggal.
Komunitas muslim di Kota Garden, Kansas, sebagian besar pengungsi dari Somalia, Ethiopia, dan Sudan. Jumlah mereka sekitar 1000 orang dari populasi warga kota yang berjumlah 28 ribu orang.Sebagian besar imigran muslim tersebut berkerja di pabrik pengolahan daging kemasanTyson’s Fresh Meat.
Seorang pastor dari Gereja Presbyterian di Kota Garden, Denise Pass, mengorganisir masyarakat Kristen untuk memberikan dukungan kepada komunitas imigran muslim dari Somalia.
“Saat saya mendengar berita tragis itu, terlintas dalam benak saya untuk memberikan dukungan dan perlindungan kepada komunitas muslim,” ucap Pass kepada Aljazeera.
Puluhan orang warga yang juga jamaat gereja tersebut ikut ambil bagian dalam dukungan dan perlindungan, khususnya di kawasan komplek apartemen yang menjadi target serangan.
Sebagian besar warga Kansas, termasu Kota Garden, memang dikenal sebagai warga konservatif. Namun, menurut Pass, tidak berarti sebagian besar masyarakat bersikap rasis, anti muslim, dan memusuhi kaum imigran.
“Aksi teror ini dilakukan oleh sebagian kecil orang-orang rasis yang tidak mewakili masyarakat secara keseluhan. Persis seperti tindakan teror yang dilakukan sebagian kecil umat Islam baru-baru ini,” tambah Pass.
Menurut Mohamad Abdi (23 tahun), seorang pekerja dari Somalia dan pelajar dari pusat komunitas Afrika di Kota Garden, sebagian besar imigran muslim tidak mampu berbahasa Inggris. Hal inilah yang kian membuat mereka menjadi terisolasi dari masyrakat banyak.
Ketua Pusat Komunitas Afrika di Kota Garden, Mursal Naleye (27 tahun) mengungkapkan kepada Aljazeera bahwa dia dan semua anggota komunitas sangat berbesar hati dengan tindakan yang luar biasa dari warga Amerika di Kota Garden.
“Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah menyatakan dukungan dan perlindungannya kepada kami, baik dari polisi, FBI, dan masyarakat setempat,” ucap Naleye.
Naleye yang datang ke Amerika sejak tahun 2010 karena perang di Somalia, menyatakan bahwa imigran dari Somalia dan komunitas Afrika lainnya tidak pernah melibatkan diri dengan apa pun, kecuali sebagai pekerja.
“Kami hanya ingin mendapatkan kehidupan yang normal dan tidak berniat menggantu siapa pun,” jelasnya.
Dr. John Birky, anggota komunitas kesehatan Finney County di Kota Garden, merupakan salah satu aktivis yang giat menyatukan komunitas Afrika. John Birky memberdayakan warga imigran muslim tersebut untuk mampu berbahasa Inggris.
Menurutnya, banyak umat Islam di Amerika yang merasa terancam selama proses kampanye pemilu presiden saat ini. Terutama setelah salah satu calon, Donald Trump, menyerukan boikot muslim masuk ke wilayah Amerika, jika ia terpilih.
Pastur Denise Pass menambahkan, “Seandainya saya seorang muslim di Amerika saat ini, saya akan merasa sangat terancam. Karena itulah, kami menyatakan sikap untuk melakukan dukungan dan perlindungan kepada umat Islam di sini sebagai sesama hamba Tuhan.” (mh/aljazeera)