ChanelMuslim.com – Sebagai orang tua, bukan tidak mungkin rencanakan masa depan anak sejak dini. Mulai dari pemberian nutrisi yang seimbang, pendidikan yang tepat, kasih sayang hingga pencegahan dari resiko buruk tumbuh kembangnya, salah satunya stunting.
Mengharapkan anak tumbuh cerdas, shalih, dan bermanfaat untuk umat tidak hanya dengan memberinya materi-materi pembelajaran layaknya di sekolah. Tapi juga memenuhi kebutuhan nutrisi yang dapat memengaruhi cara berpikirnya.
Indonesia termasuk negara yang berada di urutan ke empat dunia dan urutan ke dua di Asia Tenggara terkait kasus balita stunting.
Pada tahun 2019 kasus stunting Indonesia mencapai 27,67 persen. Artinya, 1 dari 4 anak Indonesia yang usianya di bawah lima tahun mengalami malnutrisi.
Selain menggangu pertumbuhan fisiknya, nutrisi yang tidak adekuat berakibat pada berbagai penyakit dan menghambat fungsi konitifnya.
Ketika perkembangan fungsi kognitif terganggu akan berdampak buruk pada kemampuan berfikirnya, daya ingat yang rendah, gangguan persepsi, dan kemampuan belajar yang buruk. Hal ini tentu memiliki konsekuensi buruk terhadap masa depannya.
Baca Juga: Masalah Stunting Masih Jadi Fokus Pemerintah di Tengah Pandemi Covid-19
Rencanakan Masa Depan Anak dengan Cegah Stunting
Menurut sebuah jurnal Pengaruh Stunting terhadap Perkembangan Kognitif dan Prestasi Belajar menyimpulkan bahwa stunting di awal kehidupan seorang anak dapat menyebabkan kerusakan permanen pada perkembangan kognitif yang diikuti dengan perkembangan motorik dan intelektual yang kurang optimal.
Sehingga cenderung dapat menimbulkan konsekuensi terhadap pendidikan, pendapatan, dan produktivitas pada masa dewasa dan berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi.
Untuk mencegah hal ini, menurut Dr. Conny Tanjung, Sp.A (K), orangtua perlu mempersiapkan fondasi kuat untuk pertumbuhan anak yang optimal, khususnya otak dan tulang untuk masa depan anak.
Orang tua pun penting untuk senantiasa memastikan zat gizi anak bisa tepat dan adekuat. Sebuah survei mengungkapkan bahwa orang tua di Indonesia masih belum secara disiplin mengatur serta memantau tumbuh kembang anak. [Ln]