MAHASISWA Amerika Serikat berdiri teguh membela Gaza.
Perkemahan solidaritas Palestina bermunculan di Universitas George Washington meskipun ada tindakan keras dan penangkapan di seluruh AS.
Dilansir dari aljazeera, teriakan “Palestina Merdeka” disela oleh sorakan dan sorakan ketika puluhan mahasiswa Universitas Georgetown tiba di lokasi aksi protes.
Mahasiswa, profesor dan aktivis dari seluruh wilayah Washington, DC, berkumpul pada hari Kamis untuk menunjukkan solidaritas terhadap warga Palestina.
Mereka menuntut keterlibatan perguruan tinggi mereka dalam pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Israel.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Mahasiswa di GW telah mendirikan perkemahan protes di kampus, bergabung dengan demonstrasi pro-Palestina yang melanda perguruan tinggi di seluruh negeri.
“Kami di sini untuk menunjukkan dukungan kepada mahasiswa di GW dan juga untuk menyampaikan tuntutan seluruh mahasiswa di DC.
Yaitu melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pembuatan senjata dan apartheid Israel.
Serta memutuskan hubungan dengan universitas-universitas Israel karena keterlibatan mereka dalam genosida Israel di Palestina,” Anna Wessels, seorang mahasiswa Georgetown.
Baca juga: Tindakan Keras terhadap Kampus-kampus di AS Gagal Memadamkan Solidaritas Pro-Palestina
Mahasiswa Amerika Serikat Berdiri Teguh Membela Gaza
Wessels menekankan pentingnya protes yang terjadi di pusat pemerintahan federal AS, di mana Presiden Joe Biden menyetujui bantuan sebesar $26 miliar kepada Israel beberapa hari yang lalu.
“Jika kami tidak melakukan apa pun di DC, maka kami tidak memenuhi tanggung jawab moral kami,” pungkas Wessels.
Para pengunjuk rasa serentak menyuarakan dukungan mereka terhadap Palestina, mengutuk Israel atas pelanggaran yang dilakukannya.
“Para pelajar, bersatu, tidak akan pernah terkalahkan,” teriak mereka, seraya mengibarkan bendera Palestina di samping tanda-tanda yang menyerukan gencatan senjata permanen di Gaza.
Beberapa pengunjuk rasa mengatakan mendorong universitas untuk melakukan divestasi dari Israel dapat memberikan dampak nyata pada konflik tersebut.
Karena boikot terhadap Afrika Selatan membantu mengakhiri sistem apartheid pada awal tahun 1990an.
Kampanye ini menyebar ke perguruan tinggi lain di seluruh negeri, termasuk Universitas Texas di Austin (UT Austin), Emerson College di Boston, Universitas Emory di Georgia, dan Universitas Southern California (USC), dengan puluhan mahasiswa juga ditangkap di institusi tersebut.[Sdz]